Sumber: CBSNews,South China Morning Post | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ratu Elizabeth II dari Inggris telah mangkat pada Kamis 8 September 2022 di Kastil Balmoral, Skotlandia, pada usia 96 tahun. Ia meninggalkan kekayaan pribadi senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,45 triliun (kurs Rp 14.900) versi Forbes.
Sebagian besar kekayaan Ratu Elizabeth dalam bentuk aset berwujud seperti, seni, real estate, perhiasan, tanah, termasuk Kastil Balmoral di Skotlandia dan Rumah Sandringham di Inggris. Kemudian harta itu termasuk warisan dari ibunya senilai US$ 85 juta, ditambah warisan dari suaminya Pangeran Philip sebesar US$ 12 juta.
Namun seberapa besar kekayaan bersih Ratu Elizabeth sebenarnya tak pernah diungkap ke publik.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Wafat Meninggalkan Warisan Miliaran Dolar AS
Selain meninggalkan kekayaan pribadi, Ratu Elizabeth juga mewarisi kekayaan keluarga kerajaan Inggris yang nilainya ditaksir mencapai US$ 88 miliar atau setara Rp 1.311 triliun menurut konsultan penilaian merek Brand Finance.
Aset tersebut meliputi kepemilikan Crown Estate, Royal Collection (termasuk perhiasan mahkota) dan aset lainnya. Namun sayang tidak ada rincian lebih detail mengenai nilai kekayaan sebesar itu.
Namun sebagian besar kekayaan kerajaan Inggris berasal dari aset The Crown Estate yang nilainya ditaksir sebesar US$ 34,3 miliar atau setara Rp 511 triliun dan Royal Collection (termasuk perhiasan mahkota) dan aset lainnya.
The Crown Estate
The Crown Estate atau dikenal juga sebagai Lahan Mahkota bernilai US$ 19,5 miliar merupakan kumpulan lahan dan kepemilikan di Britania Raya yang dipegang penguasa Inggris sebagai kepemilikan tunggal.
Baca Juga: Raja Charles Bersumpah Mengikuti Teladan Ratu Saat Diproklamirkan Sebagai Raja
The Crown Estate ini juga mencakup aset atas kepemilikan Istana Buckingham yang nilainya ditaksir sekitar US$ 4,9 miliar, Kadipaten Corwall Senilai US$ 1,3 miliar, Istana Kensington yang nilai US$ 630 juta, Kadipaten Lancaster senilai US$ 748 juta, The Crown Estate Scotland senilai US$ 592 juta dan tanah serat properti di seluruh London dan Inggris.
Aset ini tidak dianggap milik pribadi sehingga Raja Charles III yang sekarang menggantikan ibunya tak dapat menjual aset tersebut.
Aset-aset ini dijalankan oleh Firma atau Monarchy PLC yakni sekelompok anggota House of Windsor. Sebuah perusahaan manajemen besar dan diawasi oleh organisasi independen, bukan anggota keluarga kerajaan, dan pendapatan surplus diserahkan ke Kementerian Keuangan Inggris setiap tahunnya.
Meskipun Raja Charles tidak dapat menjual aset Crown Estate untuk keuntungan pribadi, tapi keluarga kerajaan menikmati rejeki nomplok dari kepemilikan aset tersebut. Setidaknya 15% dari keuntungan pengelolaan Crown Estate masuk ke kas keluarga kerajaan melalui Sovereign Grand yang menjadi salah satu sumber pemasukan kerajaan Inggris.
Tercatat, The Crown Estate memperoleh keuntungan sebesar US$ 311 juta atau setara Rp 4,63 triliun pada tahun fiskal terbarunya, yang berarti sekitar US$ 47 juta atau sekitar Rp 700 miliar masuk ke kas keluarga kerajaan.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Berpulang, Kekayaannya yang Hampir US$ 500 Juta untuk Siapa?
Salah satu aset dari The Crown Estate ini yakni Kadipaten Cornwall sebelumnya di bawah pengelolaan Raja Charles III saat ini menjadi putra mahkota kerajaan. Dari aset ini kerajaan memperoleh penghasilan sebesar US$ 24 juta atau sekitar Rp 357.600 miliar per tahun.
Kadipaten Cornwall ini akan otomatis diserahkan kepada Putra Sulung Raja Charles yakni Pangeran William sebagai putra mahkota.
Kadipaten Cornwall mencakup lebih dari 130.000 hektare tanah. Meskipun kerajaan menikmati pendapatan dari aset ini, tapi keluarga kerajaan termasuk Raja Charles tidak diizinkan menjual tanah tersebut untuk keuntungan pribadi.
Terkait aset-aset di atas, Raja Charles III yang kini jadi pewaris Ratu Elizabeth juga dibebaskan dari pajak warisan 40% dari pemerintah Inggris. Bila tidak dibebaskan maka sekitar US$ 200 juta dari harta milik ibunya akan tergerus masuk ke kas negara Inggris.
Bisnis Biskuit Charles
Pada tahun 1990. Raja Charles, waktu itu masih pangeran, memulai bisnis makanan bernama Duchy Organics, dengan tujuan menjual produk makanan organik, sebuah ide yang tidak biasa pada saat itu.
Baca Juga: Diangkat Jadi Raja, Charles Hadapi Kondisi Ekonomi Inggris yang Suram
Ini bermitra dengan rantai toko kelontong Waitrose pada 2010, dan sejak itu telah menyumbangkan lebih dari US$ 35 juta ke Dana Amal The Prince of Wales, menurut Waitrose.
Bisnis tersebut beroperasi secara terpisah dari Duchy of Cornwall, dan semua keuntungan disumbangkan untuk tujuan amal, menurut situs web Prince of Wales. Produk yang dijual di bawah lini Duchy di Waitrose berkisar dari telur ayam kampung organik hingga roti pendek organik Highland all-butter.
Sumber:
1. https://www.scmp.com/news/world/europe/article/3192045/what-happens-queen-elizabeths-personal-assets-worth-us500-million
2. https://www.cbsnews.com/news/queen-elizabeth-ii-death-net-worth-king-charles-iii/
3. https://www.india.com/explainer/queen-elizabeth-ii-leaves-behind-assets-worth-88-billion-dollars-where-does-all-the-money-go-now-queen-elizabeth-net-worth-prince-charles-faqs-answered-5624158/
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News