Reporter: Asnil Bambani Amri, Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Usai mengakuisisi seluruh kepemilikan saham Carrefour di Indonesia, konglomerat Chairul Tanjung (CT) siap mengusung Carrefour ke bisnis minimarket. Sebelumnya, bisnis minimarket ini terbilang tabu bagi Carrefour Indonesia, lantaran mayoritas sahamnya masih dikuasai pemodal asing.
Namun, seusai meneken sales and purchase agreement (SPA) dengan Carrefour SA pada Senin (19/11) lalu, CT resmi menguasai 100% saham Carrefour Indonesia lewat anak perusahaan CT Corp, yakni PT Trans Retail Indonesia.
Dengan begitu, kepemilikan gerai yang dulu terdaftar sebagai milik pemodal asing, kini beralih menjadi milik pemodal dalam negeri. Dengan begitu, Carrefour Indonesia tak lagi terlarang berbisnis minimarket pada luasan 400 meter persegi (m2).
Perlu diketahui, CT sudah lama berminat membuka minimarket dengan mengusung merek Carrefour. Namun, usahanya itu terganjal aturan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang melarang ritel asing di segmen minimarket. Maklum, saat itu, CT baru menguasai 40% saham Carrefour Indonesia, sisanya masih dikuasai Carrefour SA, asal Prancis.
Dalam pengambilalihan Carrefour Indonesia dari Carrefour SA, CT berhak memakai merek Carrefour hingga lima tahun ke depan. Selama masa transisi itu, CT Corp akan menggunakan nama Trans Carrefour untuk gerai Carrefour yang ada di Indonesia.
Nama Trans Carrefour ini direncanakan juga akan digunakan untuk gerai minimarket mereka. Hal ini disampaikan oleh Ishadi SK, komisaris CT Corp. Namun, Ishadi tak mau terburu-buru membuka gerai minimarket tersebut.
Ia bilang, perusahaan butuh waktu agar rencana pendirian minimarket bisa dilakukan. “Tahun ketiga nanti kami akan membukanya (minimarket),” kata Ishadi kepada KONTAN, Selasa (20/11).
Menurut Ishadi, pembukaan gerai minimarket mesti disesuaikan dengan aturan yang berlaku, yakni murni pemodal dalam negeri. Sementara ini, kata Ishadi, akuisisi 60% saham Carrefour oleh CT Corp didanai oleh sindikasi bank international sebesar US$ 750 juta atau setara dengan Rp 7,2 triliun.
“Kami selesaikan dulu pembiayaan dengan perbankan, karena status pembayaran (akuisisi) oleh perbankan itu,” tegas Ishadi. Nah, CT Corp menargetkan, pembayaran kepada perbankan itu bisa lunas dalam tiga tahun. “Setelah itu kami langsung bikin minimarket,” tambah Ishadi.
Namun, pendapat berbeda disampaikan Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Wakil Ketum Aprindo). Ia bilang, setelah ada pengalihan nama kepemilikan Carrefour Indonesia dari Carrefour SA, asal Prancis kepada CT Corp, maka kepemilikan Carrefour Indonesia otomatis menjadi milik pemodal dalam negeri.
Itu artinya, Carrefour Indonesia bisa ikut langsung berbisnis minimarket, seperti layaknya Alfamart dan Indomaret. “Dia (Carrefour Indonesia) tak masalah membuka minimarket. Walaupun akuisisinya menggunakan pembiayaan dari sindikasi 10 bank asing,” jelas Tutum kepada KONTAN.
Minimarket dengan konsep baru
Kehadiran CT Corp di bisnis minimarket bakal meramaikan bisnis ritel ini. Dengan hadirnya Carrefour di minimarket, maka Alfamart milik PT Alfa Retailindo,Tbk dan Indomaret milik PT Indomarco Prismatama akan mendapatkan pesaing baru.
Djoko Kurniawan, pengamat Marketing & Service Quality menilai, jika CT mengusung nama ‘Carrefour’, maka bisnis minimarket tersebut sanggup berkompetisi dengan kompetitor. “Sebab masyarakat Indonesia sudah memiliki trust dengan merek Carrefour,” tegas Djoko.
Bahkan, kata Djoko, minimarket milik CT Corp itu berpeluang tumbuh lebih cepat dari kompetitor jika mampu membuat gerai minimarket terpadu dengan CT Corp yang lain. “Minimarket CT Corp itu bisa lebih unggul jika dipadukan dengan bisnis CT Crop yang lain, seperti es krim dari Baskin Robbins dan Coffee Bean,” terangnya.
Dengan menyediakan menu makanan dan minuman siap saji juga, gerai minimarket CT Group tersebut berpeluang bersaing dengan 7-Eleven dan Lawson. “Tinggal gerainya itu diberi layanan tempat duduk, meja, seperti 7Eleven dan Lawson,” jelas Djoko.
Sebelumnya, Chairul Tanjung menegaskan, gerai Carrefour Indonesia yang akan berubah nama menjadi Trans Carrefour itu akan disulap menjadi ritel yang multi format yang hadir dalam konsep hipermarket, supermarket, juga dalam konsep minimarket.
Menanggapi rencana CT Corp membuka minimarket tersebut, Gunaryo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan berharap agar dilakukan sesuai dengan aturan. "Silakan buka minimarket, tidak ada larangan. Yang penting ikut ketentuan yang ada,” tegas Gunaryo kepada KONTAN.
Carrefour SA jual gerai biar bisa bertahan
Belakangan ini, pemilik merek Carrefour, yakni Carrefour SA asal Prancis gencar menjual gerai di beberapa negara berkembang, termasuk di Indonesia. Sebelum menjual gerai di Indonesia, peritel raksasa asal Prancis ini juga menjual gerainya yang ada di Kolombia dan Malaysia.
Untuk Carrefour di Kolombia, Carrefour SA menjualnya dengan nilai US$ 2,6 miliar kepada Carrefour akan menjual asetnya ke Cencosud, peritel asal Chili. Sementara itu, Carrefour di Malaysia dijual senilai US$ 324 juta kepada peritel Aeon asal Jepang.
Seperti yang diberitakan Bloomberg, lilitan utang mengancam keberlangsungan bisnis Carrefour SA. Hingga akhirnya, kompetitor dari peritel raksasa Wall-Mart ini menjual gerai mereka di negara yang tercatat sebagai pasar potensialnya.
Selain menjual gerai, Carrefour SA masih berusaha melepaskan diri dari jeratan utang dengan cara melakukan efisiensi perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan menutup dua gerai milik mereka yang ada di Singapura.
Selain itu, Carrefour SA juga menutup gerainya yang ada di Yunani, akibat sepinya penjualan mereka di negeri para Dewa tersebut. "Ini tanggapan terhadap kondisi ekonomi Yunani," terang manajemen Carrefour SA seperti yang diberitakan oleh BBC.
Jaringan Bisnis CT Corp
Ritel (PT Trans Retail)
PT Carrefour Indonesia
Mega Corp
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Syariah Mega Indonesia
Trans Corp
PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
PT Agranet Multicitra Siberkom (DetikCom)
Asuransi
PT Asuransi Jiwa Mega Life
PT Asuransi Umum Mega
Pasar Modal
PT Mega Capital Indonesia
Pembiayaan
PT Para Multi Finance
PT Mega Auto Finance
PT Mega Central Finance
Kelonmpok Lifes Style (PT Trans Lifestyle)
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
PT Trans Fashion
PT Trans Mahagaya
PT Mahagaya Perdana (Prada, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Brioni, Celio, Hugo Boss, Francesco Biasia, Jimmy Choo, Canali, Mango)
Kelompok Food and Beverage (PT Trans F&B)
PT Trans Coffee (The Coffee Bean & Tea Leaf)
PT Trans Ice
PT Naryadelta Prarthana (Baskin Robbins)
PT Metropolitan Retailmart (Metro department store)
PT Trans Airways
PT Trans Rekan Media
PT Trans Entertainment
Kelompok bisnis properti (PT Trans Property)
PT Para Bandung Propertindo (Bandung Supermal)
PT Batam Indah Investindo
PT Mega Indah Propertindo
PT Para Bali Propertindo
PT Trans Studio
PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Resort Makassar)
PT Trans Studio Resort Bandung
Kelompok Perkebunan dan Energi (CT Global Resources)
PT Para Inti Energy
PT Para Energy Investindo
PT CT Agro
PT Kaltim CT Agro
PT Kalbar CT Agro
PT Kalteng CT Agro
PT Arah Tumata
PT Wahana Kutai Kencana
(Sumber data: Situs CT Corp dan Riset Kontan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News