kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%
FOKUS /

Seberapa tinggi IHSG bisa terbang?


Rabu, 17 Oktober 2012 / 04:13 WIB
Seberapa tinggi IHSG bisa terbang?
ILUSTRASI. Kontan - Kominfo Kilas Kementerian Online


Reporter: Barratut Taqiyyah, Astri Kharina Bangun, Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menerus mencetak rekor baru dalam tiga hari perdagangan berturut-turut. Pada penutupan akhir pekan lalu, misalnya, indeks tercatat melesat 0,62% menjadi 4.311,391. Pada waktu itu, laju indeks disokong oleh lonjakan tiga sektor yakni sektor agrikultur dengan kenaikan 1,63%, sektor pertambangan dengan kenaikan 1,47%, dan sektor keuangan dengan kenaikan 1,08%.

Lalu, pada awal pekan Senin (16/10), meski sempat didera aksi profit taking, namun indeks berhasil ditutup pada posisi 4.313,522. Itu artinya, indeks naik tipis dari posisi rekor sebelumnya sebesar 0,05%. Laju indeks tertahan akibat aksi jual yang mendera lima sektor. Tiga sektor di antaranya adalah: sektor industri lain-lain turun 1,1%, sektor pertambangan turun 0,97%, dan sektor agrikultur turun 0,19%.  

Pergerakan indeks tak berhenti sampai di situ saja. Meski sejumlah analis menilai bahwa IHSG sudah overbought secara teknikal, namun hal itu tak menghentikan langkah indeks untuk melompat lebih tinggi. Terbukti, pada penutupan bursa kemarin Selasa (16/10), IHSG kembali menembus level tertingginya sepanjang sejarah dengan ditutup melaju 0,36% menjadi 4.329,076.

Secara sektoral, ada tujuh sektor yang mendorong kinerja indeks. Tiga di antaranya yakni: sektor industri lain-lain yang naik 2,09%, sektor infrastruktur naik 1,19%, dan sektor konstruksi naik 0,78%.

Jika melihat pergerakan indeks sejak awal tahun, tren kenaikan indeks terbagi menjadi dua fase. Fase pertama adalah periode Januari-Mei 2012. Pada 3 Januari, posisi indeks ditutup pada posisi 3.857,882. Kemudian, posisi indeks terus menanjak hingga ke posisi 4.216,681 pada 4 Mei 2012.

Nah, sejak saat itulah, IHSG dilanda aksi jual hingga menyentuh level terendahnya tahun ini di posisi 3.654,58 pada 4 Juni lalu. Baru setelah itu fase kedua kenaikan IHSG dimulai hingga akhirnya berada di posisi rekor di 4.329,076.

Lompat lebih tinggi

Lantas, seberapa tinggi lagi IHSG bisa terbang? Sejumlah analis yang diwawancarai KONTAN sepakat, laju IHSG masih akan kencang hingga akhir tahun ini.

Analis eTrading Securities Andrew Argadi mengamati, selama dua hari terakhir, IHSG naik pada beberapa menit terakhir menjelang penutupan. "IHSG diangkat menjelang penutupan," kata Andrew, kepada KONTAN, Selasa (16/10).

Menurut Andrew, kondisi ini masih dalam tahap wajar, di mana investor asing juga masih mencatatkan net buy sebesar Rp 416,62 miliar dengan banyak berburu pada saham perbankan dan sektor konsumsi.

"Saat pasar volatil, pelaku pasar memang lebih banyak berakumulasi pada saham-saham perbankan dan barang konsumsi," jelas Andrew. Dilihat secara teknikal, jika tidak ada kabar negatif dari global, maka IHSG akan mampu melanjutkan pergerakannya ke level resisitance di 4.361.

Sementara, Managing Partner Investa Sarana Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengungkapkan, sampai akhir 2012, IHSG bisa bertengger di level 4.500-4.800. Namun, untuk jangka pendek, level IHSG kemungkinan berada di kisaran 4.400-4.500.

Kendati demikian, faktor eksternal dari Amerika Serikat, Eropa, maupun China berpotensi menghambat laju indeks. Investor perlu tetap waspada.

Walaupun di antara bursa Asia lainnya, P/E IHSG sudah cukup mahal, jika fundamentalnya masih mendukung, level 4.500 masih sangat mungkin tercapai pada tahun ini," prediksi Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi.


“Kita lihat dulu data GDP China pada Kamis ini. Kalau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, maka bisa memberikan efek yang baik bagi IHSG,” ujar Kiswoyo, Selasa (16/10).

Senada dengan Kiswoyo, Kepala Riset Henan Putihrai Felix Sindhunata mengungkapkan, dalam jangka pendek ada beberapa faktor yang perlu dicermati investor. Terutama, faktor eksternal. Antara lain, pemilu Amerika Serikat pada November 2012, proses pembenahan ekonomi Eropa, dan masih melambatnya ekonomi China.

“Namun, untuk jangka panjang saya optimistis ada kenaikan. Berdasarkan valuasi kami IHSG bisa mencapai 4.425 pada akhir tahun. Ini angka moderat, yakni pertumbuhan 15% secara year to date,” kata Felix.

Adapun Analis BNI Securities, Akhmad Nurcahyadi memprediksi, dengan melihat pergerakan IHSG saat ini, dia optimistis IHSG bisa mencapai 4.500 sampai akhir tahun nanti.

"Walaupun di antara bursa Asia lainnya, P/E IHSG sudah cukup mahal, jika fundamentalnya masih mendukung, level 4.500 masih sangat mungkin tercapai pada tahun ini," singkat Akhmad.

Begitu juga dengan analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto yang juga berkeyakinan level 4.500 bisa ditembus akhir tahun ini. Peluang investasi semakin tinggi, di mana investor asing tidak hanya memegang hot money.

"Banyaknya proyek-proyek pembangunan kepada pihak swasta, menandakan investor asing masuk ke riil investment dan itu merupakan kabar baik yang membuat prospek positif untuk jangka panjang," jelas David.

Optimisme serupa juga diungkapkan Irwan A. Napitupulu, Praktisi pasar  modal. Dia menganalisa, level resistance IHSG terdekat berkisar 4.400-4.500. "Akhir tahun ini, indeks berpeluang menembus 5.200," prediksinya, optimistis.

Perkiraan itu naik dari prediksi awal Irwan di awal tahun, yakni di level 4.444. Menurutnya, indeks dalam setahun terakhir memasuki fase konsolidasi. Setelah reli panjang dari level 1.100 di tahun 2008, hingga tengah tahun 2011 di level 4.190.

Nah, setelah itu, indeks cenderung volatil. "Konsolidasi yang sudah lama kini selesai. Dari sisi chart, indeks berpeluang menjajal 5.200," jelasnya.

Sektor apa yang layak dilirik?

Meski begitu, Irwan mengakui, tetap terbuka peluang reli IHSG terhenti akibat sejumlah faktor. Salah satunya adalah sentimen buruk dari Benua Biru. Namun, selama indeks bertahan di atas level 4.150, Irwan optimistis, reli belum akan terhenti. "Jika akhir tahun belum 5.200, IHSG punya toleransi 1-2 bulan mencapai target selanjutnya," terangnya.

Kiswoyo merekomendasikan, dalam kondisi seperti saat ini, saham-saham di sektor perbankan, properti, dan jalan tol layak dilirik. Untuk sektor perbankan, dia menyebut saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 8.500. “Pertumbuhan kredit Bank Mandiri ke depan masih bagus,” katanya.

Sementara, untuk sektor properti, Kiswoyo menyebut saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan target harga Rp 1.500-2.000 sampai akhir tahun. Ia menjelaskan, emiten properti ini memiliki potensi pendapatan yang bagus karena lahannya di kawasan industri sudah terjual sampai tahun depan. Kepastian pendapatan tersebut ditambah pemasukan dari anak usahanya di bidang infrastruktur dan bisnis perhotelan, sehingga menjanjikan kinerja keuangan yang positif.

Adapun di sektor infrastruktur, Kiswoyo merekomendasikan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Target harga bagi perusahaan pelat merah yang bergerak di pembangunan jalan tol ini adalah Rp 6.000.

Sementara, Felix lebih merekomendasikan pada emiten-emiten yang bisnisnya berorientasi di pasar domestik. Sektor perbankan dan barang-barang konsumer bisa menjadi pilihan investor. Antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan PT ACE Hardware Indonesia Tbk (ACES).

“Saham sektor tambang dan kebun pun menarik dicermati,” kata Felix.

Menurut Felix, meski harga komoditas melemah, namun ada kecenderungan stabil. Harga CPO sudah mulai rebound dan kemungkinan berlanjut sampai akhir tahun. Investor yang tertarik sebaiknya melihat dulu kondisi laporan keuangan emiten-emiten di sektor ini.

“Kalau kinerja tidak seburuk yang diperkirakan pasar, maka dua sektor ini sangat bagus untuk dicermati. Namun, sekali lagi yang terutama untuk kondisi sekarang, alokasi portofolio sebaiknya didominasi emiten yang fokus di pasar domestik,” saran Felix.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×