Reporter: Asnil Bambani Amri, Adisti Dini Indreswari, Albertus M. Prestianta, Nur Ramdhansyah A | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Baru-baru ini, Bank Indonesia (BI) merilis hasil survei penjualan eceran masyarakat Indonesia bulan Juni 2012. Hasilnya, bank sentral Indonesia menemukan tumbuhnya daya beli produk eceran di masyarakat Indonesia sebesar 4,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
Hasil survei dari BI itu berkesimpulan, kenaikan penjualan produk eceran karena ada kenaikan konsumsi masyarakat. Salah satu produk eceran yang mencatat kenaikan penjualan tertinggi adalah, kelompok perlengkapan rumah tangga yang naik 12,7% dibandingkan bulan sebelumnya.
Mengacu pada survei itu pula, BI memprediksi, penjualan produk kelontong itu tetap akan kuat hingga enam bulan ke depan. Responden yang di survei BI optimistis akan kemampuannya untuk membelanjakan uang sampai enam bulan ke depan, terutama menjelang Tahun Baru.
Hasil survei positif dari BI itu, sebelumnya sudah diprediksi oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Asosiasi peritel itu sebelumnya memproyeksikan, penjualan bisnis ritel tahun ini bisa mekar menjadi Rp 138 triliun, atau tumbuh 15% dibandingkan tahun 2011 senilai Rp 120triliun.
Prediksi ini mengacu pada jumlah penduduk dengan pendapatan per kapita US$ 3.500 sertaprediksi pertumbuhan ekonomi 6,5%.“Peluang minimarket tumbuh itu besar sekali,” kata Tutum Rahanta, Ketua harian APRINDO kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Walaupun situasi ekonomi global tak menentu dan ekonomi China melambat, namun bisnis minimarket tumbuh dinamis dari waktu ke waktu. “Pemain asing mengincar pasar minimarket di Indonesia,” jelas Tutum.
Akan tetapi investasi asing di sektor minimarket tertutup di negeri ini. Tetapi entah mengapa, ada beberapa merek minimarket asing bisa beroperasi di Indonesia, seperti 7-Eleven dan Lawson. Namun keduanya berkelit hadir di Indonesia sebagai minimarket, melainkan hadir sebagai kafetaria.
Namun begitu, cemerlang bisnis penjualan eceran di Indonesia tetap dilirik pelaku bisnis dalam negeri. Seperti yang dilakukan PT Matahari Putra Prima Tbk,perusahaan yang sudah lama berkecimpung di bisnis department store dan supermarket.
Emiten berkode MPPA ini resmi membuka lini bisnis ritel baru, yaitu minimarket dengan merek BigMart. Direktur Komunikasi Perusahaan Matahari Putra Prima. Danny Kojongian bilang, sejauh ini, ada dua gerai BigMart yang sudah dioperasikan di Bogor, Jawa barat.
"Keputusan kami masuk ke bisnis minimarket dilakukan setelah mendivestasi Matahari Department Store tahun 2010 silam," jelas Danny, beberapa waktu lalu.
Kehadiran MPPA di minimarket tentu meramaikan pelaku bisnis minimarket yang saat ini di kuasai oleh PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk lewat minimarket Alfamart serta PT Indomarco Prismatama lewat minimarket Indomaret.
Keahlian MMPA di bisnis eceran tak perlu diragukan lagi. Sebab, perusahaan ini sudah lama berkecimpung di bisnis eceran melalui supermarket Hypermart yangkini berjumlah 72 gerai.
Perlu diketahui, keputusan perusahaan membuka bisnis eceran skala kecil seperti minimarket dilakukan untuk mengejar ambisi menjadi peritel nomor wahid di Indonesia. BigMart diharapkan menjadi trend setter minimarket, lantaran perusahaan berkomitmen menyediakan produk dua kali lipat dari minimarket kompetitor. Selain itu, minimarket BigMart akan menyediakan makanan segar dan makanan beku yang diklaim menjadi keunggulan dari minimarket kompetitor.
Sementara itu, alasan pemilihan lokasi gerai perdana di Bogor dilakukan mengingat Jakarta masih sibuk dengan penataan dan penertiban minimarket. Saat ini, gerai perdana BigMart sudah berdiri di Jalan Dr Semeru, Kota Bogor, menyusul gerai kedua di Jalan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Untuk satu gerai dengan luas lahan 200 meter persegi (m²), perusahaan ber investasi Rp 1 miliar. Berbeda dengan investasi supermarket dengan luas lahan mencapai 1.500 m² dengan besaran investasi Rp 9 miliar.
BUMN juga ikutan nimbrung
Tidak hanya perusahaan yang memiliki basis ritel saja yang terpikat dengan peluang bisnis minimarket. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mengintip kesempatan serupa. Seperti yang dilakukan Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Bulog) yang membuka minimarket bernama BulogMart.
Saat ini, Perum Bulog sudah mendirikan lima gerai dari target 100 gerai yang ditargetkan bisa terealisasi sampai akhir tahun nanti. Lima minimarket milik Bulog itu ada di Bandung, Semarang, Malang, Makassar dan Bandar Lampung.
Minimarket BulogMart yang resmi di launching 9 Mei 20123 itu fokus memasarkan kebutuhan sembako untuk rumah tangga seperti beras, gula dan sebagainya. "Dengan masuk ke hilir, nanti akan terbentuk sinergi bisnis Bulog yang kuat," kata Direktur Utanma Perum Bulog Soetarto Ali Moeso.
Selain menjual produk pertanian unggulan seperti; beras, jagung, gula dan kedelai, BulogMart juga menjual minyak goreng serta produk kebutuhan rumah tangga lainnya seperti minimarket pada umumnya. “Lokasi Bulog Mart kami pilih di daerah dan strategis,” terang Sutarto.
Untuk menjual komoditas gula, Bulog bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara sebagai perusahaan penghasil gula. Sedangkan untuk pemasaran minyak goreng, Bulog bekerja sama dengan BUMN lain yang juga memproduksi minyak goreng.
“Kalau kami bisa bekerjasama dengan BUMN, tentu kami mendapatkan harga relatif murah, dan dijual ke masyarakatnya pun cukup murah juga di bandingkan dengan harga pasaran,” klaim Sutarto.
Saat ini, Bulog masih memanfaatkan lokasi gudang sebagai lokasi gerai. Gudang yang semula di desain menjadi tempat penyimpanan, kini disulap menjadi minimarket BulogMart. "Kami punya lahan dan bangunan dalam bentuk gudang. Nah, gudang itu yang akan kita gunakan dan kita renovasi menjadi BulogMart," tuturnya.
Perlu diketahui, Perum Bulog saat ini memiliki 1.750 gudang yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu Bulog memiliki 26 Divisi Regional (Divre) dan 132 Sub Divre yang bisa dijadikan lokasi berdirinya minimarket.
Setali tiga uang dengan Bulog, PT Pos Indonesia juga sedang menyusun rencana membuka bisnis minimarket. Rencananya, PT Pos Indonesia akan membangun 2.200 PosMart di seluruh Kantor Cabang Pos di seluruh Indonesia. "Tentu kami bangun bertahap," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) DR. I Ketut Mardjana kepada KONTAN Jumat (9/8).
Mirip dengan BulogMart, minimarket PostMart didesain menjual eceran aneka kebutuhan rumah tangga, mulai dari beras, gula, minyak goreng sampai peralatan elektronik. "Ada juga barang bersubsidi seperti pupuk dan beras subsidi. Kami menjualnya untuk mendekatkan para konsumen kepada Pos Indonesia," tuturnya.
Untuk mempermudah layanan, Ketut bilang, PostMart akan menyediakan transaksi online untuk calon konsumennya. "Masyarakat tinggal klik barang produk lewat situs, masukkan nama dan alamat kemudian dalam jangka waktu 1 hingga 2 hari barang pesanan sampai ke tujuan," kata Ketut membeberkan rencana bisnis Pos Indonesia itu.
Jawara minimarket berlari kian kencang
Sementara itu, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk selaku salah satu pemain besar minimarket di Indonesia semakin ekspansif berbisnis minimarket hingga ke daerah. Saat ini, perseroan sudah mengoperasikan 6.100 gerai dengan 18 distribution center yang tersebar di 11 provinsi.
Sampai kuartal I tahun ini, emiten berkode AMRT ini sukses menambah 177 gerai baru dari target 800 gerai hingga akhir tahun. Tak hanya menambah jumlah toko, kinerja perusahaan pada kuartal I 2012 ditutup dengan laba bersih Rp 9,46 miliar.
Kinerja tersebut merupakan pencapaian positif perusahaan setelah rugi sepanjang kuartal I sejak 2008-2011. Tengok saja kuartal I 2011, perseroan rugi Rp 14,74 miliar, namun kuartal I tahun ini, perseroan berhasil membukukan laba.
Djoko Susanto, Presiden Komisaris AMRT, menyebutkan, daya beli rumah tangga membesar di Indonesia karena naiknya jumlah lapisan kelas menengah. Meningkatnya kesejahteraan itu memunculkan gaya hidup baru, yang ingin lebih mudah dalam belanja kebutuhan harian.
"Tren konsumen berbelanja ke gerai yang dekat, lengkap dan nyaman, akan terus menguat seiring dengan bertambahnya kepadatan lalu lintas di kota-kota besar Indonesia," ujar Djoko seperti yang dikutip dari laporan tahunan alias annual report 2011 yang dipublikasikan perseroan.
Sementara itu, PT Indomarco Prismatama selaku pemilik minimarket merek Indomaret sukses menambah 1.008 gerai baru tahun 2011 menjadi 6.003 gerai. Tahun ini, perusahaan menargetkan membuka 1.000 gerai baru lagi.
Selain menambah gerai, Indomaret juga menambah 16 distribution center alias pusat distribusi yang berlokasi di Makassar dan Palembang. Untuk tahun ini, Indomaret yakin mampu menambah tiga pusat distribusi lagi di Bali, Pekanbaru dan Samarinda.
Selain itu, perusahaannya juga sukses mencatat kenaikan omzet 28% pada tahun 2011 lalu dengan nilai Rp 18 triliun. "Target omzet tahun 2012 naik sekitar 30%, menjadi Rp 23,3 triliun," kata Wiwiek Yusuf, Direktur Pemasaran Indomaret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News