kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%
FOKUS /

Kalkulasi untung rugi ORI013


Kamis, 29 September 2016 / 21:34 WIB
Kalkulasi untung rugi ORI013


Reporter: Dupla Kartini, Galvan Yudistira, Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kabar gembira bagi investor ritel di Tanah Air. Mulai Kamis, 29 September, Anda sudah bisa mengantri jika ingin mengoleksi obligasi negara ritel seri 013 alias ORI013. Pemerintah akan membuka masa penawaran hingga 20 Oktober mendatang.

ORI013 bakal jadi instrumen surat utang ritel terakhir yang meluncur tahun ini. Sebelumnya, pemerintah sudah merilis Sukuk Ritel (SR008), Saving Bonds Retail (SBR002), dan Sukuk Tabungan (ST001).

Nah, sebelum menjadikan ORI013 salah satu portofolio investasi Anda, ada baiknya menimbang untung rugi mengoleksi instrumen ini. Masih menarikkah ORI013?

Modal minimal Rp 5 juta

Pemerintah berencana menerbitkan ORI013 sebesar Rp 20 triliun. Lantaran tujuan penerbitan instrumen ini untuk menyasar investor ritel, pemerintah mematok minimal pembelian senilai Rp 5 juta. Adapun, maksimal pembelian hingga Rp 3 miliar.

Hanya saja, modal awal pembelian ORI terbilang besar jika dibandingkan instrumen ritel lainnya. Misalnya, Sukuk Tabungan hanya mematok minimal pembelian Rp 2 juta.

Investasi awal di reksadana pendapatan tetap (berbasis obligasi) bahkan lebih murah. Banyak reksadana pendapatan tetap yang mematok modal awal cuma Rp 100.000.

Potensi capital gain

Seperti seri sebelumnya, ORI013 bertenor tiga tahun dan dapat diperdagangkan. Head of Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan, lantaran bisa diperdagangkan, investasi ORI lebih unggul apabila dibandingkan dengan instrumen berbasis obligasi lainnya. Apalagi, ORI di pasar sekunder juga lebih likuid. 

"Sehingga investor bisa mendapat capital gain dari selisih kenaikan harga," papar Nico.

Hanya saja, investor wajib memegang ORI013 minimal selama dua bulan sebelum dijual kembali (holding period). Jadi, obligasi ritel ini baru bisa diperdagangkan di pasar sekunder pada 15 Desember 2016.

Sebagai perbandingan, instrumen SBR dan Sukuk Tabungan tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Investor hanya bisa melakukan penarikan awal (early redemption). Fasilitas pencairan ini pun baru bisa dicairkan setelah melewati masa kepemilikan (holding period) selama satu tahun.

Tidak semua investor bisa melakukan early redemption. Untuk SBR, pemerintah mematok minimum kepemilikan yang bisa melakukan penarikan awal adalah Rp 10 juta. Sedangkan, minimal kepemilikan investor yang boleh melakukan penarikan awal di Sukuk Tabungan dipatok Rp 4 juta.

Jaminan pemerintah

Lantaran diterbitkan oleh negara, dana yang disimpan di ORI013 dijamin 100% oleh pemerintah. Dengan kata lain, berinvestasi di instrumen ini terjamin aman.

Sebagai perbandingan, jika menyimpan dana di deposito, maksimal dana yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar Rp 2 miliar. Sementara, jika berinvestasi di instrumen yang sama-sama berbasis obligasi, seperti reksadana pendapatan tetap, dana investasi tidak dijamin pemerintah.

"Jadi butuh ketelitian dalam memilih reksadana," kata Nico Demus.

Risiko reksadana juga lebih besar, karena reksadana tidak hanya berisi obligasi pemerintah, namun juga obligasi korporasi. "Cuma, imbal hasil reksadana bisa lebih tinggi ketimbang ORI. Reksadana bisa membagikan return hingga 10% per tahun," kata Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih.

Kupon mengecil

Pemerintah bakal memberikan imbal hasil alias kupon tetap bagi pemegang ORI013 sebesar 6,6% per tahun. Kupon dibayarkan pada tanggal 9 setiap bulan.

Besaran kupon mengecil dibandingkan seri ORI012 yang sebesar 9,0%. Kupon ORI013 juga hanya sedikit di atas yield obligasi negara bertenor tiga tahun. Mengutip Bloomberg, Rabu (29/9), yield obligasi negara seri FR0036 yang jatuh tempo 2019 sebesar 6,5%.

Kepala Subdirektorat Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Novi Puspita Wardani menyebut, penetapan kupon mempertimbangkan pemangkasan Bank Indonesia (BI) 7-days reverse repo rate. "Penurunan LPS rate sebesar 50 basis poin juga berpengaruh terhadap penetapan kupon," ujar Novi, Rabu (28/9).

Meski kupon ORI seri terbaru ini mengerdil, ORI013 dinilai masih menarik sebagai sarana investasi. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra  menghitung, investor akan menerima hasil investasi bersih sekitar 5,61% per tahun, setelah dikurangi pajak atas bunga obligasi sebesar 15%.

Nico Demus bilang, ORI013 justru jadi sarana investasi yang menarik seiring tren penurunan suku bunga deposito.

Hitungan dia, suku bunga deposito untuk jangka waktu tiga tahun berkisar 3,75%-4,75% sebelum dipotong pajak. "Apabila bunga deposito sebesar 4% dan dipotong pajak 20%, maka kupon bersihnya hanya sebesar 3,2%," tuturnya.

Gimick agen penjual

Ada 24 agen penjual ORI013 yang ditunjuk pemerintah, baik bank maupun perusahaan sekuritas. Nah, agar  lebih memikat, sejumlah agen menawarkan pemikat alias gimick bagi nasabah yang membeli ORI013.

Misalnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang membolehkan ORI013 menjadi agunan pinjaman. "Selain itu, nasabah bisa menjual ORI013 ke BNI lagi, kapan saja, selama belum jatuh tempo," kata Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional Perbankan Bank Negara Indonesia (BNI) Adi Sulistyowati.

Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menawarkan nilai lebih jika nasabah membeli ORI013 di bank tersebut. Direktur Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto bilang, untuk 100 pembeli pertama, BRI memberikan buy back guarantee alias janji pembelian kembali.  ORI 013 juga bisa dijadikan agunan saat mengajukan kredit.

Simulasi imbal hasil ORI013

Berikut contoh simulasi imbalan yang didapat investor jika menginvestasikan dana masing-masing Rp 100 juta di empat jenis instrumen yang berbeda. Dengan catatan, membeli di pasar primer dan memegang instrumen tersebut hingga jatuh tempo.

  ORI013 ST001 SBR002 Deposito
Investasi awal Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta
Kupon 6,6% 6,9% 7,5%* 6,0%
Pajak 15% 15% 15% 20%
Imbal hasil bersih/bulan Rp 467.500 Rp 488.750 Rp 531.250 Rp 400.000
Imbal hasil per tahun Rp 5.610.000 Rp 5.865.000 Rp 6.375.000 Rp 4.800.000
         
         
*Dengan LPS rate sebesar 7,25%      
(Kupon SBR: LPS rate + 25 bps)      

Daftar Agen Penjual ORI013

1 Citibank N.A.
2 PT Bank ANZ Indonesia
3 PT Bank Bukopin Tbk
4 PT Bank Central Asia Tbk
5 PT Bank CIMB Niaga Tbk
6 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
7 PT Bank DBS Indonesia
8 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
9 PT Bank Maybank Indonesia Tbk
10 PT Bank Mega Tbk
11 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
12 PT Bank OCBC NISP Tbk
13 PT Bank Panin Tbk
14 PT Bank Permata Tbk
15 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
16 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
17 Standard Chartered Bank
18 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited
19 PT Danareksa Sekuritas
20 PT Indo Premier Securities
21 PT Mega Capital Indonesia
22 PT MNC Securities
23 PT Sucorinvest Central Gani
24 PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
   
Sumber: DJPPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×