kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,51   -23,22   -2.51%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Inflasi Tahun 2023 Terkendali di Kisaran Sasaran, Bagaimana Prospeknya di 2024?


Kamis, 04 Januari 2024 / 10:00 WIB
Inflasi Tahun 2023 Terkendali di Kisaran Sasaran, Bagaimana Prospeknya di 2024?
ILUSTRASI. Tingkat inflasi tahun 2023 ini merupakan yang terendah dalam dua dekade terakhir. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/02/2024


Reporter: Bidara Pink, Dendi Siswanto, Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mengendalikan inflasi di tengah tekanan inflasi domestik dan global sepanjang tahun 2023 membuahkan hasil nyata. Buktinya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun 2023 sebesar 2,61%. 

Angka inflasi ini berada dalam kisaran sasaran target yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) yakni sekitar 2%-4%.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, tingkat inflasi tahun 2023 ini merupakan yang terendah dalam dua dekade terakhir. 

“Di luar periode terdampak pandemi atau tahun 2020 hingga 2021, inflasi tahun 2023 merupakan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir,” kata Amalia dalam konferensi pers, Selasa (2/1) di Jakarta. 

Menurut Amalia, inflasi yang landai pada tahun 2023 didorong oleh pengendalian inflasi yang baik oleh baik pemerintah maupun Bank Indonesia (BI). 

“Dalam hal ini, otoritas berhasil mengendalikan inflasi dari sisi suplai, sehingga tekanan inflasi pun terjaga,” tambah Amalia. 

Baca Juga: BPS: Dampak Aktivitas Kampanye ke Inflasi Akan Terlihat Saat Produsen Mengerek Harga

Terlebih, pada tahun 2023 ada ketidakpastian yang membayangi pergerakan inflasi dalam negeri, salah satunya fenomena kekeringan panjang atau El Nino. 

Selain itu, Amalia juga bilang, inflasi pada tahun 2023 rendah karena faktor basis tinggi. Pada tahun 2022, ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mengerek inflasi. 

Sesuai pola musiman, biasanya tingkat inflasi akan menurun pada satu tahun setelah tahun adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengungkapkan, inflasi tahun 2023 yang bergerak dalam kisaran sasaran BI merupakan buah upaya otoritas. 

“Ini hasil konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah,” tulis Erwin dalam keterangannya, Rabu (3/1). 

Selain itu, pemerintah dan BI juga bersinergi dalam menjaga inflasi pangan lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

Adapun pergerakan inflasi pada bulan Desember 2023 dikontribusi oleh pergerakan inflasi inti yang sebesar 1,80% YoY. 

Erwin mengklaim inflasi inti tersebut rendah, sejalan dengan konsistensi kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh BI.

Inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food tercatat sebesar 6,37% YoY, didukung sinergi pengendalian inflasi pangan.

Termasuk harga beras dan komoditas pangan strategis lainnya di tengah fenomena kekeringan atau El Nino. 

Sedangkan inflasi harga diatur pemerintah atau administered prices tercatat 1,72% YoY, sejalan minimalnya kebijakan penyesuaian harga komoditas yang diatur oleh pemerintah. 

Prospek dan Tantangan Inflasi Tahun Ini

Upaya pengendalian inflasi yang cukup berhasil di tahun 2023 menjadi bekal bagi pemerintah untuk menjaga tingkat inflasi di tahun ini tetap di kisaran sasaran. 

Asal tahu saja, BI optimistis inflasi pada tahun ini akan terkendali dalam kisaran sasaran, yaitu 1,5%-3,5%.

Meski begitu, sepertinya pemerintah masih perlu berhati-hati dalam mengendalikan inflasi tahun ini. Pasalnya, ada sejumlah faktor yang dikhawatirkan akan mendongkrak inflasi tahun ini.

Antara lain, yakni perhelatan pemilu yang berpotensi mengerek inflasi di tahun ini. 

Selain itu, pemerintah juga akan memberlakukan sejumlah kebijakan baru yang berpotensi turut andil dalam mengerek inflasi.

Beberapa kebijakan yang ditetapkan pemerintah antara lain pengenaan pajak sebesar 10% terhadap produk-produk rokok elektrik seperti vape atau pod. 

Baca Juga: Cermati Inflasi Akibat Kebijakan Pemerintah di Awal Tahun Ini

Kemudian, pemerintah juga menetapkan kenaikan cukai rokok sebesar 10% pada tahun 2024. Pemerintah juga akan menyesuaikan tarif cukai minuman beralkohol.

Selanjutnya, pemerintah juga berencana mulai memberlakukan cukai untuk minuman berpemanis dalam kemasan dan kemasan plastik.

Terkait dampak pemilu terhadap inflasi, Amalia mengungkapkan, menurutnya akan sangat bergantung dari keputusan para pelaku usaha dalam menetapkan harga. 

“Dampaknya akan terlihat bila pelaku usaha menaikkan harga, sebagai respons dari kenaikan permintaan atau ada permintaan mendadak dari sisi pasar,” terang Amalia dalam konferensi pers, Selasa (2/1). 

Terkait pola peningkatan inflasi tersebut, Amalia bilang data mungkin terlihat pada Januari 2024 atau pada Februari 2024. 

“Penyesuaian harga, tunggu di Januari 2024 atau di Februari 2024 ini akan terjadi perubahan harga produk yang diterima oleh konsumen atau tidak,” tambahnya. 

Ia juga mengingatkan, meski memang permintaan akan meningkat, tidak serta-merta ini akan dicatat dalam penghitungan inflasi oleh BPS. 

Mengingat, inflasi yang dihitung oleh BPS adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), alias kenaikan harga yang diterima oleh konsumen, bukan kenaikan dari sisi suplai. 

Sehingga fenomena apapun yang kemudian mengungkit permintaan dan harga di tingkat produsen, dampaknya baru akan terlihat bila peningkatan harga tersebut kemudian diteruskan dan dialami di level konsumen.

Sementara itu, terkait efek inflasi dari sejumlah kebijakan pemerintah yang diberlakukan tahun ini, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, kebijakan-kebijakan tersebut tak akan terlalu berdampak besar pada kenaikan inflasi tahun 2024. 

“Dampaknya tidak terlalu signifikan. Mengingat, beberapa kebijakan seperti tarif cukai, naik tiap tahunnya,” kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (2/1). 

Secara keseluruhan pun, David melihat tren inflasi akan melambat. Seiring dengan inflasi pangan yang rendah, penurunan harga minyak, serta potensi penguatan nilai tukar rupiah. 

“Tren tersebut yang akan berlanjut di awal tahun 2024. Sehingga target inflasi yang sebesar 2,5% yoy plus minus 1% achiavable (akan tercapai),” tambahnya. 

Meski demikian, David tetap mengimbau otoritas untuk siaga dalam mengawal pergerakan inflasi, terutama terkait dengan pangan. 

Dengan demikian, menjaga ketersediaan pangan dan distribusi barang antardaerah perlu diperhatikan. Terutama, saat musim hujan datang. 

Dari hitungan David, inflasi pada tahun 2024 akan bergerak di kisaran 3,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×