Reporter: Asnil Bambani, Arief Wicaksono, Melati Amaya Dori, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Industri otomotif dunia rupanya tergiur dengan potensi bisnis otomotif di Indonesia. Tidak hanya produsen otomotif dari Amerika Serikat atau Jepang saja, produsen otomotif dari Eropa juga ikut melirik potensi bisnis kuda besi di Nusantara.
Tengok saja tahun 2012 ini, ada tujuh industri mobil ternama dunia yang membangun pabrik baru atau memperbesar pabrik mereka di Indonesia dengan nilai hingga ratusan juta dolar. Keputusan ini tentu beralasan, salah satunya adalah faktor ekonomi Indonesia yang tumbuh positif.
Jesseda Thongpak, analis dari IHS Otomotif menyatakan, Indonesia saat ini menikmati kenaikan pendapatan dari pertumbuhan industri komoditas sejak 2008. "Pasar mobil Indonesia berada di ambang booming," kata Thongpak seperti yang dikutip Bloomberg.
Thongpak juga bilang, Indonesia menjadi incaran produk otomotif dunia, sebab Indonesia mencatat inflasi yang rendah dan suku bunga relatif stabil. Ia bahkan berani memprediksikan, penjualan mobil di Indonesia bisa melesat hingga 50% dalam lima tahun ke depan.
Riset IHS Otomotif itu juga menjelaskan, penjualan mobil Indonesia akan mencapai 1,2 juta unit pada tahun 2016 mendatang. Menurut Thongpak, Indonesia bakal masuk era mobil karena pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita sudah melampaui US$ 3.000.
Hal ini didukung oleh hasil analisis dari CLSA Asia-Pacific Markets, yang menyebutkan potensi pasar Indonesia yang terbuka lebar. Dari 1.000 warga Indonesia, baru 32 orang yang memiliki mobil.
Berbeda dengan Thailand, 123 warga dari 1.000 warga sudah memiliki mobil sendiri. Begitu juga dengan Malaysia, diantara 1.000 warganya, 300 orang sudah memiliki mobil.
Usia produktif yang tinggi
Selain ekonomi yang tumbuh, ketertarikan industri otomotif ke Indonesia terpengaruh banyaknya usia produktif di Indonesia. Usia penduduk ini tentu penting bagi produsen mobil, sebab warga yang berusia produktif membutuhkan mobilitas yang lebih tinggi.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menyebutkan, jumlah penduduk produktif Indonesia saat ini mencapai 67,7 juta orang dari 230 juta penduduk Indonesia. “Ini jumlah penduduk produktif yang menarik bagi pelaku usaha, karena daya belinya tinggi,” terang Bayu.
Hal senada juga disampaikan pengamat otomotif Indonesia, Martin T Teiseran. Ia bilang, usia penduduk yang besar menjadi alasan utama bagi produsen mobil mengembangkan bisnisnya di Indonesia. “Ini tak mungkin disia-siakan oleh industri otomotif, Indonesia pasar yang besar,” jelas Martin kepada KONTAN.
Selain usia produktif, Martin yang juga penulis buku otomotif ini menilai, bisnis otomotif di Indonesia sangat menguntungkan ketimbang negara lainnya. “Dari sisi harga jual mobil itu saja sudah ketahuan, harga jual mobil di Indonesia lebih mahal dari pada negara lain,” ungkap Martin.
Peluang bisnis mobil yang besar di Indonesia inilah yang menjadi pemicu industri mobil dunia datang ramai-ramai ke Indonesia. Ketertarikan mereka juga mendapat dukungan dari pemerintah, yang memasukkan industri otomotif ke dalam Program Peningkatan Daya Saing 6 Kelompok Industri Prioritas sampai 2014.
Pilih tanam uang di kawasan industri
Kedatangan investor otomotif itu ternyata tak mau mencari lokasi sembarangan. Mereka memilih kawasan industri yang sudah memiliki infrastruktur memadai. Umumnya, investor otomotif melirik kawasan Industri di Karawang dan Bekasi, Jawa Barat. Mayoritas kawasan industri di dua lokasi ini sudah dikuasai industri otomotif.
Konsultan properti Colliers International Indonesia mencatat, kuartal I ini saja, industri otomotif tercatat sebagai industri yang rajin membangun di kawasan industri di Bekasi dan Karawang. “Dari 112,58 ha yang telah dibangun di kuartal I, 68 ha dibangun oleh industri otomotif,” kata Fery Salanto, Associate Director Colliers International Indonesia di Jakarta.
Banyak alasan bagi industri otomotif memilih menanamkan investasi di kawasan industri. Salah satunya adalah fasilitas pendukung dan akses bahan baku. Apalagi, baru-baru ini PT Krakatau Steel menggandeng Nippon Steel Trading Co Ltd asal Jepang dan PT Adyawinsa Dinamika membangun pabrik bahan baku komponen baja otomotif di kawasan industri Karawang.
Dengan menggelontorkan investasi Rp 100 miliar, perusahaan patungan bernama PT Indo Japan Steel Center ini akan memproduksi 10.000 ton baja per bulan mulai awal 2013.
Presiden Direktur PT Krakatau Steel Tbk, Fazwar Bujang bilang, peluang pasar baja untuk industri otomotif sangat menjanjikan. Jika rata-rata kebutuhan baja satu mobil 700 kilogram (kg), maka kebutuhan baja industri otomotif diperkirakan 560.000 ton per tahun.
Lebih jelasnya, berikut ekspansi industri mobil ternama dunia mengembangkan bisnisnya di Indonesia:
Toyota
Toyota selaku produsen mobil terbesar di Indonesia berusaha mempertahankan posisi sebagai jawara mobil di Indonesia. Agar posisi tetap teratas, Toyota menambah kapasitas produksi di pabrik Karawang II dari 70.000 unit jadi 120.000 unit dengan investasi 41,3 miliar yen.
Selain untuk menyasar pasar domestik, penambahan kapasitas pabrik Karawang II, untuk melayani pasar ekspor mobil ke Asia, Timur Tengah, Afrika, Australia dan Selandia Baru. Rencananya, pabrik baru ini akan beroperasi awal 2014.
Jika pabrik baru itu beroperasi, maka total kapasitas produksi Toyota bisa membengkak menjadi 230.000 unit per tahun. Tak hanya di level produksi, Toyota juga memperkuat layanan purna jual dengan menambah 22 diler baru di bawah naungan Auto 2000 tahun ini.
Saat ini, Auto 2000 sudah memiliki ari 156 diler yang tersebar merata di seluruh di Indonesia. Diler Auto 2000 mayoritas atau sekitar 50% berada di daerah, 18% lainnya ada di Jawa Timur serta Kalimantan, 18% di Jawa Barat, dan 16% di Sumatera.
Selain Auto 2000, Toyota juga mengandalkan penjualan dari Nasmoco Group, Haji Kalla Group dan PT Hasjrat Abadi. Selain menambah diler, Toyota menambah logistic center di Cibitung dengan daya tampung 5.000 unit-6.000 unit, kemudian di Surabaya seluas 8 ha berdaya tampung 3.000 unit, dan di Karawang seluas 15 ha dengan daya tampung 6.000 unit.
Dibidang penjualan, Toyota tahun ini gencar menghadirkan varian baru seperti New Alphard, kemudian sedan All New Camry. Tak hanya itu, akhir semester II ini, Toyota berencana merilis mobil sport bernama Toyota 86.
Daihatsu
Astra Daihatsu Motor (ADM) seakan tak mau ketinggalan dengan Toyota. Akhir tahun ini, Daihatsu menargetkan bisa merealisasikan pabrik baru yang bisa menambah kapasitas produksi hingga 100.000 unit per tahun.
Pabrik yang mulai dibangun sejak 2011 ini, berada di atas tanah seluas 70.000 m2 di Karawang, Jawa Barat. Dengan nilai investasi Rp 2,1 triliun, pabrik ini akan menambah kapasitas produksi ADM dari 330.000 unit per tahun menjadi 430.000 unit per tahun.
Selain menambah pabrik baru, Daihatsu juga memperkuat layanan purnajual dengan menambah diler baru. Melewati PT Astra International Tbk - Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Dahiatsu akan menambah 30 diler baru dengan nilai investasi Rp 1 triliun.
Suparno Djasmin, chief executive officer (CEO) AI-DSO menargetkan, tahun ini bisa memiliki 211 diler dari 181 diler yang sudah beroperasi. “Ini target sampai tahun 2014, untuk menambah jumlah diler baru,” ungkap Suparno.
Mitsubishi
Tak mau ketinggalan, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Mitsubishi juga membangun pabrik baru di Pulo Gadung, Jakarta.
Pabrik senilai Rp 250 miliar ini fokus memproduksi sport utility vehicle (SUV) Outlander Sport. “Pembangunan pabrik akan mendorong penjualan tahun ini,” kata Rizwan Alamsjah, Direktur Pemasaran KTB.
Pabrik baru ini berada di lahan 2,5 ha yang diharapkan beroperasi semester satu tahun ini juga. Dengan kapasitas 12.000 unit per tahun, pabrik baru ini akan mendongkrak kapasitas produksi pabrik Mitsubishi menjadi 150.000 unit per tahun.
Selain bangun pabrik baru, Mitsubishi juga menambah diler dari 157 diler menjadi 200 diler di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Untuk mendukung kinerja diler ini, Mitsubishi akan menambah produk baru tahun ini, yaitu Mitsubishi Mirage di kelas city car.
Dengan kapasitas mesin dibawah 1300 cc, kendaraan kecil ini diklaim hemat bahan bakar yang dipersiapkan bersaing dengan kendaraan city car lainnya termasuk Nissan March.
Isuzu
Tak mau ketinggalan, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) selaku ATPM Isuzu juga ikut membangun pabrik akhir tahun ini. Isuzu memilih lokasi pabrik sama dengan rekan-rekannya, yaitu kawasan industri di Karawang, Jawa Barat dengan investasi Rp 1 triliun.
Yohannes Nangoi, Presiden Direktur IAMI bilang, pabrik baru ini akan menambah kapasitas produksi Isuzu dari 40.000 unit per tahun menjadi 80.000 unit per tahun. Pabrik baru ini akan memperkuat penjualan produk Isuzu di segmen truk, mobil merek panther, pick up, dan elf.
Honda
Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM), juga menambah kapasitas pabriknya di Karawang, Jawa Barat. Honda berniat menambah investasi US$ 329 juta setara Rp 3,1 triliun untuk membangun pabrik di atas lahan 512,500 m2 dengan kapasitas produksi 120.000 unit per tahun.
"Pabrik baru ini menyerap 2000 sampai 5000 tenaga kerja baru," kata Kusnadi Budiman Senior Vice President PT. Honda Prospect Motor (HPM). Kehadiran pabrik ini akan mendongkrak kapasitas produksi Honda dari 60.000 unit per tahun menjadi 180.000 per tahun.
Tahap awal, pabrik baru ini akan memproduksi varian baru Honda yaitu Honda Brio pada kuartal I tahun 2014. Mobil segmen city car ini dipersiapkan Honda untuk menghadapi Nissan March yang sudah lebih duluan hadir di Indonesia.
Tak hanya menambah pabrik, Honda juga memperkuat layanan distribusi dan jaringan purna jual dengan menambah 12 diler baru tahun ini. Honda menargetkan, tahun ini bisa memiliki 100 diler dari total 88 diler yang sudah beroperasi.
Nissan
Keputusan menambah kapasitas pabrik juga dilakukan Nissan Motor Company Limited (NML) asal Jepang. Perusahaan ini juga memilih lokasi di kawasan industri di Karawang, Jawa Barat. Nissan akan menambah investasi US$ 400 juta untuk meningkatkan produksi dari 100.000 unit per tahun menjadi 250.000 unit per tahun.
Niat itu disampaikan Carlos Ghosn, Chief Executive Officer (CEO) NML saat berkunjung ke Jakarta pada Maret lalu. “Ini langkah strategis memperkuat basis produksi dan penjualan Nissan di Indonesia,” ungkapnya seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain menambah pabrik, Nissan akan membangun 100 diler sampai 150 diler tambahan dari 71 diler yang sudah beroperasi. Untuk memperkuat kinerja diler, tahun ini Nissan meluncurkan tiga jagoan barunya, yaitu Nissan New X-Trail Urban, New Nissan Teana dan New Nissan Navara Sports.
Tak hanya mengembangkan merek Nissan saja, produsen otomotif ini berencana memproduksi merek lawas, yaitu Datsun di Indonesia. Merek bersejarah bagi Nissan ini rencananya akan hadir di segmen mobil low cost and green car (LCGC), sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ingin fokus ke produksi mobil LCGC.
Volkswagen
Seakan tak mau ketinggalan, produsen mobil asal Jerman, Volkswagen tahun inin mengumumkan rencananya membuat pabrik perakitan di Indonesia. Pabrik itu rencananya memproduksi varian Multivan dan Transporter (T5) dengan kapasitas produksi 1.200 unit di 2015 mendatang.
"Kami merakit kendaraan di Indonesia untuk kebutuhan pasar yang tumbuh," kata Jens Ocksen, Kepala Produksi Volkswagen di Jerman, yang dikutip dari situsnya Februari lalu. Sayangnya, Volkswagen belum mengungkap berapa nilai investasinya.
Untuk merakit kendaraannya di Indonesia, Volkswagen akan bekerja sama dengan Garuda Mataram Motor (GMM). Importir yang juga anak perusahaan Indomobil ini sebelumnya sudah bekerja sama dalam memasarkan produk Volkswagen di enam diler Volkswagen di Indonesia.
Ia menambahkan, dengan cara produksi complete knock-down (CKD) di Indonesia, Schomburg berharap bisa menggenjot pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia. Sementara, komponen perakitan Volkswagen T5 Transporter langsung diimpor dari pabrik utama di Hanover, Jerman.
General Motor
General Motor (GM) misalnya, produsen mobil terbesar dunia ini juga berniat membuka pabrik perakitan mobil lagi di Indonesia. Perlu diketahui, GM pernah berdiri di Indonesia hingga akhirnya memutuskan hengkang enam tahun silam.
Produsen mobil merek Chevrolet ini membangun pabrik di Bekasi, Jawa Barat, dengan nilai investasi US$ 150 juta. Tahap awal, akan memproduksi 40.000 unit mulai 2013. Pabrik ini akan memproduksi segmen sport utility vehicle (SUV) Captiva dan multi purpose vehicle (MPV) Orlando.
Tahun ini, GM memiliki 35 diler dan berencana membangun 5 diler baru lagi. Untuk memperkuat kinerja diler tahun ini, GM menghadirkan tiga jagoan barunya, yaitu Chevrolet Orlando, Chevrolet Colorado, All-New Chevrolet Trailblazer.
Ford
Berbeda dengan rekan senegaranya, Ford Motor masih pikir-pikir membangun pabrik di Indonesia. Perusahaan mobil dari negara Uwak Sam ini memilih menebar produk baru tahun ini.
Ford berniat menghadirkan 8 varian baru, dua diantaranya All New Ford Ranger dan All New Ford Focus. Sebelumnya, Ford telah meluncurkan segmen sedan, Ford Fiesta segmen sedan.
Bagus Susanto, Managing Director PT Ford Motor Indonesia (FMI) optimistis pasar mobil Indonesia tembus 1 juta unit tahun ini. Optimisme Bagus itu, sudah menghitung dampak dari kebijakan Bank Indonesia mengenal syarat Down Payment (DP) sebesar 30% untuk pembelian mobil.
Faktor utama pertumbuhan penjualan mobil menurut Bagus adalah, adanya pertumbuhan PDB Indonesia yang sudah menembus US$ 3.000 per kapita. “China waktu GDP-nya US$ 5.000 per kapita, pertumbuhan penjualan mobilnya sangat tinggi, jadi saya yakin di Indonesia juga akan seperti itu,” katanya.
Hyundai
Berbeda dengan kiprah mobil Jepang di Indonesia. Hyundai, produsen mobil asal Korea Selatan ini masih melakukan kajian mendirikan pabrik di Indonesia.
Namun begitu, Jongkie D Sugiarto Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia(HMI) mengaku, sudah merekomendasikan pendirian pabrik sejak dua tahun lalu."Kami beri rekomendasi kepada prinsipal, tapi keputusan ada di mereka (prinsipal)," kata Jongkie.
Walaupun belum final mendirikan pabrik baru, tetapi Hyundai tahun ini akan menambah 11 diler baru dari 19 diler yang sudah ada. Saat ini, diler Hyundai tersebar di Jakarta, Bogor, Bandung, Balikpapan, Medan, Semarang, Yogyakarta, Gresik, dan Denpasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News