Reporter: Bidara Pink, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings pada hari Selasa (2/8) menurunkan peringkat utang Amerika Serikat (AS) satu level menjadi AA+ dengan outlook stabil dari sebelumnya AAA.
AAA merupakan peringkat utang dengan kualitas teratas. Peringkat utang ini mencerminkan risiko kredit yang terendah. Sementara peringkat AA+ merupakan peringkat utang dengan kualitas sangat tinggi dengan risiko kredit yang sangat rendah.
Fitch Ratings menurunkan peringkat utang AS dengan alasan kemerosotan fiskal dalam tiga tahun mendatang. Selain itu, negosiasi batas atas utang yang berulang hingga batas waktu yang mengancam kemampuan pemerintah AS untuk membayar tagihan-tagihannya.
Fitch menyebut, kemerosotan tata kelola AS memberi keyakinan yang lebih rendah dalam kemampuan pemerintah Negeri Paman Sam untuk mengatasi masalah fiskal dan utang.
Berikut tata kelola AS yang disebut menurun dalam 20 tahun terakhir:
- Kebuntuan politik dalam mengatasi pagu utang yang terjadi berulang kali
- Resolusi di menit-menit terakhir yang mengikis kepercayaan pada manajemen fiskal
- Pemerintah tidak memiliki kerangka fiskal jangka menengah seperti negara-negara dengan peringkat setara
- AS memiliki proses budgeting yang kompleks
"Ini adalah sesuatu yang kami soroti karena ini adalah cerminan dari kemerosotan tata kelola, ini hanya salah satu dari banyaknya," kata Richard Francis, direktur senior Fitch Ratings kepada Reuters.
Dalam pengumuman pemeringkatan, Fitch mengatakan, faktor-faktor ini bersama dengan sejumlah guncangan ekonomi serta pemotongan pajak dan inisiatif belanja baru, telah berkontribusi pada kenaikan utang berturut-turut selama dekade terakhir. Selain itu, hanya ada sedikit kemajuan dalam mengatasi tantangan jangka menengah terkait peningkatan biaya jaminan sosial dan Medicare karena populasi yang menua.
Baca Juga: Ini Alasan Lengkap Fitch Memangkas Peringkat Surat Utang AS dari AAA menjadi AA+
Fitch adalah lembaga peringkat kedua yang menurunkan peringkat AAA AS, setelah Standard & Poor's melakukan hal yang sama pada tahun 2011.
Pejabat S&P yang membuat keputusan penting itu lebih dari satu dekade yang lalu baru-baru ini mengatakan kepada Reuters bahwa mereka merasa dibenarkan dengan keputusan untuk menurunkan peringkat prima AS. Kala itu, S&P menurunkan peringkat utang AS karena polarisasi politik yang meningkat dan langkah-langkah yang tidak memadai untuk memperbaiki prospek fiskal negara tersebut.
Keputusan Fitch pada hari Selasa mendapat kritik dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Mantan Gubernur Federal Reserve ini menyebut penurunan peringkat, "Sepihak dan didasarkan pada data yang usang."
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Jared Bernstein, mengatakan pada hari Rabu di CNBC bahwa waktu penurunan peringkat Fitch terhadap kredit pemerintah AS tidak masuk akal. Dia menyebut keputusan tersebut aneh dan sewenang-wenang.
Francis mengatakan, pihaknya mengambil waktu untuk menurunkan peringkat setelah kesepakatan utang baru-baru ini untuk mengevaluasi masalah-masalah tata kelola dan profil utang negara tersebut.
Rasio Utang
Francis mengatakan keputusan untuk menurunkan peringkat tertinggi negara itu, yang diambil pada hari Senin, disebabkan oleh memburuknya profil utang negara - misalnya, rasio antara utang pemerintah AS dan produk domestik bruto (PDB)- yang terjadi selama beberapa tahun.
Fitch menyebut, defisit yang rendah dan pertumbuhan PDB nominal yang tinggi menurunkan rasio utang terhadap PDB dalam dua tahun terakhir dari posisi 122,3% pada 2020 saat pandemi. Tetapi, rasio utang terhadap PDB tahun ini yang diperkirakan 112,9% masih lebih tinggi ketimbang level sebelum pandemi 2019 di angka 100,1%.
"Rasio utang AS 2,5 kali lebih tinggi daripada median negara-negara dengan peringkat AAA pada 39,3% dari PDB, bahkan median rasio utang negara dengan peringkat AA yang ada di 44,7%," imbuh Fitch.
Lembaga rating ini memprediksikan bahwa rasio utang terhadap PDB AS masih akan meningkat untuk jangka panjang. Rasio utang yang tinggi akan meningkatkan kerentanan posisi fiskal AS terhadap guncangan ekonomi di masa mendatang.
Sekadar informasi, negara dengan peringkat AAA saat ini bisa dihitung dengan jari, apalagi setelah AS lepas dari peringkat kredit teratas.
Negara-negara yang masih menyandang peringkat AAA dari Fitch adalah
- Jerman
- Denmark
- Belanda
- Norwegia
- Singapura
- Swedia
- Swiss
- Australia
- Luksemburg
- Uni Eropa
Baca Juga: Merespon Penurunan Rating Utang AS oleh Fitch, Harga Minyak Turun, Stok di AS Merosot
Kenaikan suku bunga juga kemungkinan akan membuat beban utang negara AS menjadi lebih berat untuk dipertahankan. "Dan saya pikir, jelas saja, perdebatan atas batas atas utang itu sendiri mencerminkan ketegangan dan polarisasi yang telah kita lihat, dan ini terjadi setiap dua tahun sejak tahun 2011, lebih atau kurang," kata Francis.
Penangguhan batas atas utang terbaru yang disepakati pada bulan Juni, akan berlangsung hingga awal tahun 2025, ketika perdebatan politik lain seputar batas utang peminjaman kemungkinan akan terjadi. Francis menyebut, harus ada kombinasi dari faktor-faktor seperti stabilisasi utang terhadap PDB, dan mungkin juga penangguhan permanen atas batas utang untuk meningkatkan peringkat utang AS.
Fitch memperkirakan, ekonomi AS akan masuk ke resesi ringan di kuartal keempat 2023 dan kuartal pertama 2024. Lembaga ini memperkirakan pertumbuhan PDB AS melambat ke 1,2% pada tahun ini dari 2,1% di tahun lalu. Fitch bahkan meramal ekonomi AS hanya akan tumbuh 0,5% di tahun depan.
Sementara dari sisi suku bunga, Fitch memperkirakan The Fed masih akan sekali lagi mengerek suku bunga menjadi 5,5%-5,75% pada rapat September mendatang. Ketahanan ekonomi dan pasar tenaga kerja memperumit langkah The Fed untuk membawa inflasi menuju target 2%.
Meski inflasi utama turun menjadi 3% di bulan Juni, inflasi personal consumption expenditures (PCE) inti masih tinggi di angka 4,1%.
"Inflasi yang masih tinggi akan menghalangi kemungkinan The Fed memangkas suku bunga hingga Maret 2024," ungkap Fitch.
Baca Juga: Dana Asing Tinggalkan Pasar Saham Sepekan Terakhir
Efek Penurunan Peringkat Utang
Meski masih berada di level kedua tertinggi, penurunan peringkat utang AS tetap saja memiliki pengaruh. Secara psikologis, status surat utang AS, US Treasury sebagai safe haven sedikit pupus.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, penurunan peringkat utang tersebut akan berdampak pada kenaikan volatilitas pasar keuangan AS. Andry bilang, penurunan peringkat utang AS akan menyebabkan depresiasi nilai dolar AS terhadap mata uang lainnya. Depresiasi ini kemudian berdampak pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Kepercayaan investor terhadap pasar saham dan obligasi AS juga akan menurun. Para investor akan melihatnya sebagai investasi yang berisiko. Mereka pun cenderung mencari alternatif investasi yang lebih aman.
"Ini akan menyebabkan penurunan harga saham di pasar AS dan pasar saham global secara keseluruhan," kata Andry kepada Kontan.co.id.
Terhadap pasar obligasi, penurunan peringkat utang juga akan menurunkan permintaan obligasi AS. Penurunan permintaan akan menurunkan harga US Treasury sehingga akan mengerek tingkat bunga yang harus dibayar pemerintah AS.
Belum lagi masih ada kemungkinan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan pada bulan September 2023. "Kenaikan suku bunga dapat merugikan pasar keuangan global karena akan menurunkan minat investor untuk berinvestasi di pasar saham dan obligasi," kata Andry.
Menurut data Bloomberg, harga US Treasury tenor 10 tahun mencapai level terendah sejak dirilis 10 Mei 2023 lalu. Yield US Treasury acuan meningkat ke level 4,08% pada Kamis (3/8) pukul 1.45 WIB.
Pasar saham AS pun turun saat pelaku pasar mencerna efek penurunan peringkat utang AS. Kamis (3/8) pukul 1.45 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,94%. Indeks S&P 500 melorot 1,32% dalam sehari. Sedangkan Nasdaq Composite yang lebih sensitif terhadap pergerakan suku bunga anjlok 2,05%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News