kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Global Berkecamuk, Ekonomi Indonesia Bertumpu Pada Sumber Domestik


Selasa, 07 November 2023 / 05:05 WIB
Global Berkecamuk, Ekonomi Indonesia Bertumpu Pada Sumber Domestik
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di kuartal ketiga atau periode Juli-September 2023


Reporter: Bidara Pink, Dendi Siswanto, Siti Masitoh, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di kuartal ketiga atau periode Juli-September 2023 baik secara tahunan atau kuartalan. Pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia hanya 4,94% secara tahunan pada kuartal ketiga 2023 jika dibandingkan dengan kuartal ketiga 2022.

Ini adalah pertumbuhan ekonomi secara tahunan paling lambat sejak kuartal keempat 2021. Pada kuartal ketiga 2021, pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia sebesar 3,53%.

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ini melambat ketimbang 5,17% secara tahunan di kuartal kedua. Ekonomi Indonesia juga tumbuh lebih lambat ketimbang prediksi pasar yang meramalkan pertumbuhan ekonomi 5,05%.

Sedangkan secara kuartalan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya naik 1,6% ketimbang kuartal kedua 2023. Angka ini lebih rendah ketimbang prediksi konsensus pada 1,7% dan pertumbuhan kuartal sebelumnya 3,86%.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penurunan laju pertumbuhan ekonomi ini terutama karena perlambatan konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan ekspor di tengah pelemahan harga komoditas.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III-2023 Melambat Menjadi 4,94%

Berikut pertumbuhan PDB kuartal ketiga secara tahunan menurut pengeluaran:

Sumber Pertumbuhan Q2 Q3 
Konsumsi rumah tangga 5,22% 5,06%
Pembentukan modal tetap bruto 4,63% 5,77%
Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga 8,62% 6,21%
Konsumsi pemerintah 10,57% -3,76%
Ekspor  -2,97% -4,26%
Impor -3,8% -6,18%

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga terus tumbuh seiring terkendalinya inflasi di Indonesia.

"Sebagai penyumbang utama PDB menurut komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 0,6%," terang Amalia, Senin (6/11).

Konsumsi rumah tangga ini masih menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III-2023. Dengan capaian pertumbuhan tersebut, konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 52,62% terhadap PDB.

Baca Juga: Gaji ke-13 PNS Cair Lebih Cepat, Ekonomi Kuartal III-2023 Kurang Nendang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat, salah satunya karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Sri Mulyani menyampaikan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak sesuai ekspektasi. Awalnya pemerintah melihat kepercayaan konsumen masih tetap tinggi, tetapi ternyata konsumsinya tidak setinggi yang diharapkan.

“Ini perlu kita lihat pengaruhnya apa. Apakah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor,” ungkap Menkeu.

Meski begitu, Sri Mulyani melihat pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal III 2023 meningkat cukup tinggi yakni 5,7%, bahkan jauh lebih tinggi daripada prediksi pemerintah.

“Ini konfirmasi dengan tadi, industri manufaktur dan masuknya capital inflow, jadi ini masih sangat positive story dari Indonesia yang kita akan coba untuk jaga terus,” imbuhnya. 

Baca Juga: Defisit Anggaran Daerah Bisa Menekan Ekonomi

Ditopang konsumsi rumah tangga dan pemerintah

Para ekonom memperkirakan, ekonomi Indonesia di kuartal keempat ini akan ditopang terutama oleh sumber domestik, yakni konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Pasalnya, ekonomi global masih tidak menentu sehingga ekspor dan impor berpotensi turun.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 masih tetap solid pada kisaran 5,07% YoY. Ini mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi kumulatif tiga kuartal tahun 2023 yang tercatat 5,05%.

Josua menyebut, faktor yang menjadi pendorong solidnya pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 adalah konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah yang akan cenderung meningkat di tengah potensi peningkatan belanja pemerintah, terutama belanja bantuan sosial (bansos).

"Selain itu, terkait dengan pelaksanaan kampanye jelang pemilu juga diperkirakan mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat yang akan tetap solid," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (6/11).

Lebih optimistis, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan, ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di kisaran 5,2%, tetap lebih rendah ketimbang pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang ada di 5,3%. Untuk tahun depan, Faiz memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 4,9%.

"(Konsumsi rumah tangga) Biasanya akan didorong oleh pola musiman, yaitu peningkatan permintaan menjelang liburan akhir tahun," terang Faiz kepada Kontan.co.id, Senin (6/11). 

Selain konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah pun diyakini akan meningkat pada akhir tahun 2023, seiring dengan upaya pemerintah dalam mengejar target penyerapan anggaran.

Baca Juga: Kunjungan Wisman Hingga Pemilu Sokong Ekonomi RI di Kuartal III-2023

Sepakat, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, konsumsi rumah tangga masih menjadi bagian penting bagi perekonomian Indonesia pada kuartal IV-2023. Selain itu, dia menyebut belanja produktif pemerintah juga menjadi penting untuk mengerakkan roda ekonomi.

Andry mengungkapkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih akan didukung oleh tingkat inflasi yang rendah. Tetapi otoritas perlu mewaspadai beberapa risiko yang mengadang, seperti dampak rambatan ketidakpastian global konflik geopolitik dan ketegangan militer yang menyebabkan harga minyak mendidih dan gejolak alam seperti El Nino yang memengaruhi inflasi. 

Andry mengungkapkan, salah satu belanja pemerintah yang perlu didorong adalah belanja yang langsung diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 

"Seperti, bantuan sosial dan subsidi akan mendukung konsumsi khususnya rumah tangga berpendapatan rendah hingga menengah," tutur Andry. 

Dia juga meminta penyaluran belanja barang, belanja pegawai, dan belanja modal harus dicairkan lebih cepat untuk memberi dampak langsung dan multiplier terhadap perekonomian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×