Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Keputusan The Federal Reserve (The Fed) mempertahakan stimulus moneter alias quantitative easing (QE) III, mendorong masuk dana asing (hot money) ke pasar keuangan Indonesia. Kamis (19/9), asing mencetak pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 1,05 triliun di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun melonjak 4,65% ke 4.670,73.
Analis Universal Broker, Satrio Utomo menilai, keputusan The Fed bisa mengembalikan jumlah aliran dana asing ke Indonesia yang telah keluar hingga menyamai posisi awal 2013. Meski tidak bisa memprediksi jumlah dana panas yang berpotensi masuk, ia menduga, paling tidak kondisi ini dapat bertahan sampai akhir tahun ini. Investor asing pada umumnya masih menilai positif ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia (BI) memang meramalkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,5%-5,8%. Tapi, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih yang tertinggi kedua di Asia setelah China. Satrio menambahkan, net buy investor asing dalam beberapa hari ini belum dapat disimpulkan bahwa uang panas sudah kembali masuk ke Indonesia. "Asing masih belum memantapkan langkahnya untuk terus masuk," ujar dia.
Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono beranggapan, dana asing tak akan naik terlalu signifikan. Sebab, investor masih menunggu adanya pembicaraan lanjutan mengenai tapering off itu.
Kata Purwoko, dana asing masih dapat keluar jika situasi perekonomian Indonesia tidak stabil. Misalnya, menurunnya pertumbuhan ekonomi, inflasi tidak terjaga dan rupiah yang terus melemah. Bila ekonomi Indonesia telah stabil, dia menduga, dana asing akan masuk di sekitar bulan Oktober-November dan IHSG kembali ke level 5.000 di akhir 2013.
Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan, keputusan The Fed masih belum jelas. Terlebih, utang AS sudah hampir mencapai batas atas. Jika AS menaikkan batas utang di Oktober, ini akan mempengaruhi keputusan lanjutan The Fed.
Kiswoyo menyebut, aset asing yang keluar dari Indonesia sejak awal tahun 2013 mencapai sekitar US$ 30 miliar. Bila hot money tersebut kembali masuk ke Indonesia, lanjut Kiswoyo, IHSG bisa bergerak ke level 6.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News