kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,09   7,49   0.75%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Sekelumit info proposal pajak kontroversial Trump


Jumat, 28 April 2017 / 07:26 WIB
Sekelumit info proposal pajak kontroversial Trump


Sumber: money.cnn,CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Penantian warga dunia mengenai kebijakan pajak Donald Trump akhirnya berakhir. Sayangnya, proposal pajak tersebut masih diliputi dengan ketidakpastian. 

Pada Rabu (26/4) sore waktu setempat, pemerintahan Trump pada akhirnya merilis proposal kebijakan pajak teranyarnya, yang lebih menitikberatkan pada pemangkasan pajak.

Sejauh ini, Trump ingin memotong tingkat pajak individu, dari sebelumnya 39,6% menjadi 35% dan menurunkan jumlah tarif total dari sebelumnya tujuh menjadi tiga. Tidak hanya itu, Trump juga ingin memangkas tarif pajak tertinggi untuk semua pelaku bisnis hingga 15%. Jauh di bawah nilai tertinggi yang berlaku saat ini.

Hanya saja, proposal kebijakan pajak ini masih menyisakan banyak pertanyaan tak terjawab. Diprediksi, kondisi ini akan memicu rasa skeptis para anggota Kongres, meskipun Kongres saat ini dikuasai oleh Republik.

Faktanya, sejumlah anggota Partai Republik atau yang kerap dikenal dengan GOP menilai Gedung Putih tidak memberikan kontribusi atas diskusi serius mengenai reformasi pajak. Pasalnya, proposal pemerintahan Trump hanya menekankan pemangkasan pajak dengan minim penjelasan mengenai bagaimana mereka akan dibayarkan.

"Ini bukan merupakan reformasi pajak. Mendekati saja tidak," jelas salah satu anggota senior GOP kepada CNN.

Lalu apa saja proposal pajak yang diajukan Trump?

- Pajak pendapatan individu yang lebih rendah:

Proposal ini mengusulkan untuk memangkas jumlah pajak kolektif dari tujuh menjadi tiga untuk individu, yang akan ditetapkan menjadi 10%, 25%, dan 35%. Sementara, pajak yang berlaku sekarang adalah 10%, 15%, 25%, 28%, 33%, 35%, dan 39,6%.

Permasalahannya, Gedung Putih belum menjabarkan secara spesifik bagaimana pendapatan seseorang akan diberlakukan pada tiga pajak yang diajukan Trump. Sehingga, sulit dilakukan kalkulasi perubahan yang ada dalam hitungan dollar dan sen bagi warga AS.

Selama masa kampanye, Trump terus menerus menyebut masalah pemotongan pajak menjadi 10%, 20%, dan 25%. Tapi kemudian dia merevisi proposalnya dengan ke tingkat pajak yang diusulkan oleh anggota Republik di DPR yakni: 12%, 25%, dan 33%.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada Rabu lalu mengatakan, proposal baru pajak ini akan menawarkan pemotongan pajak dan reformasi pajak terbesar dalam sejarah Amerika. Sayangnya, tanpa penjelasan mendetil dari Gedung Putih, pernyataan tersebut sulit diverifikasi.

- Pemangkasan pajak bisnis:

Trump ingin menggunting pajak bisnis paling tinggi untuk seluruh bisnis menjadi 15%, sesuai janjinya saat kampanye. Angka tersebut jauh berada di bawah pajak paling tinggi untuk korporasi pada saat ini yaitu 35%.

Penurunan sebesar 15% itu akan menjadi penurunan besar dari tingkat tertinggi 39,6% yang dibayarkan para pemilik perusahaan dan pemegang saham perusahaan pass-through. Hal ini akan berlaku untuk toko kelontong hingga firma hukum dan hedge fund. Dalam bisnis pass-through, pemilik dan pemegang saham melaporkan laba atas pengembalian pajak pribadi mereka.

- Satu kali pajak dari keuntungan luar negeri:

Presiden akan mengusulkan untuk penerapan pajak rendah sebanyak satu kali pada keuntungan yang didapat dari luar negeri senilai US$ 2,6 triliun oleh perusahaan multinasional dan secara teknikal tidak pernah dibawa kembali ke Amerika.

- Mengganti ke sistem pajak teritorial:

 Saat ini, perusahaan AS harus membayar pajak untuk seluruh keuntungan yang mereka dapat, di negara manapun mereka mendirikan usaha.

Trump saat ini mendukung usulan Republik yang ingin mengganti sistem pajak ke sistem teritorial untuk pengusaha. Itu artinya, perusahaan AS hanya berutang pajak kepada negara atas keuntungan yang mereka dapatkan di AS.

- Tidak ada pajak penyesuaian perbatasan seperti yang diusulkan:

Trump diprediksi tidak akan mendukung ketentuan kontroversial yang dikenal sebagai pajak penyesuaian perbatasan yang diajukan oleh anggota DPR Republik.

"Kami menilai hal itu tidak akan sesuai dalam kondisi sekarang, kami semua akan berdiskusi dengan (House tax writer) tentang revisi," kata Mnuchin.

Pajak penyesuaian perbatasan pada dasarnya akan mengubah bagaimana impor dan ekspor dikenai pajak. Berdasarkan rencana DPR AS, perusahaan tidak dapat lagi mengurangi biaya barang impor mereka, dan penjualan ekspor mereka tidak lagi dikenakan pajak AS.

Ketentuan semacam itu bisa menghasilkan lebih dari US$ 1 triliun kepada AS untuk kurun waktu lebih dari satu dekade. Biasanya, pendapatan pajak ini digunakan untuk membantu mengimbangi biaya pemotongan suku bunga yang diajukan.

Trump memang memposisikan diri sebagai pendukung pajak impor selektif - dan dia menyarankan untuk menerapkan pajak "timbal balik". Tapi dia belum menjelaskan apa artinya itu.

- Keringanan pajak untuk biaya penitipan anak:

Garis besar proposal yang diajukan salah satunya berisi mengenai keringanan pajak untuk biaya penitipan anak, namun tidak ada rincian lebih jauh mengenai hal ini.

Selama kampanye, Trump meminta dua potongan pajak untuk membantu meringankan biaya penitipan anak bagi keluarga. Pertama, orang tua akan menikmati pengurangan biaya rata-rata penitipan anak di negara bagian tempat tinggal mereka, yang berdasarkan usia anak.

Ketentuan lainnya yakni memberikan keringanan pajak kepada siapa saja yang menyisihkan sampai US$ 2.000 setahun untuk menanggung biaya yang berkaitan dengan perawatan anak dan perawatan orang tua.

Kontribusi akan dikurangkan dari pajak, kemudian ditambahkan menjadi bebas pajak.

Pakar kebijakan pajak dan perawatan anak menilai, dua usulan pajak Trump ini tidak proporsional dan akan menguntungkan keluarga yang lebih kaya. Dan dalam kasus pada keluarga berpenghasilan rendah dan menengah yang jumlahnya mencapai jutaan, keringanan ini dapat meningkatkan beban pajak mereka bila digabungkan dengan proposal Trump yang lain seperti menghilangkan status kepala rumah tangga dan kenaikan tingkat pajak penghasilan terendah menjadi 12% dari 10 % saat ini.

- Menghilangkan sebagian besar deduksi:

Trump saat ini berupaya menyelaraskan dirinya dengan anggota DPR dari Republik, dengan meminta penghapusan semua deduksi kecuali untuk bunga KPR dan kontribusi amal.

Pada awalnya, dia hanya meminta pemangkasan sejumlah item saja.

- Mencabut serangkaian pajak:

Seperti yang sudah dilakukan selama masa kampanye, Trump mengajukan pencabutan Pajak Minimum Alternatif, pajak properti dan 3,8% Medicare surtax yang diberlakukan pada upah dan investasi di atas tingkat tertentu.

Jauh sebelum Trump mengumumkan proposalnya, banyak anggota DPR dari Demokrat yang melancarkan kritikan. Demokrat menilai, kampanye pajak Trump lebih membantu korporasi dan orang kaya dibanding warga menengah bawah Amerika.

Sementara itu, kebanyakan analis independen juga melihat jika pajak Trump diterapkan, hal ini akan membuat defisit anggaran AS semakin membengkak meskipun dengan memperhitungkan pendapatan pajak yang lebih tinggi akibat pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×