kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI keluar dari OPEC, ini kata Sri Mulyani


Kamis, 01 Desember 2016 / 20:33 WIB
RI keluar dari OPEC, ini kata Sri Mulyani


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah Indonesia memutuskan kembali keluar sementara dari keanggotaan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Keputusan tersebut diambil pada pertemuan OPEC di Wina, Rabu lalu (30/11).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pembekuan sementara itu sudah diperhitungkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ini berarti, Indonesia tetap berkomitmen memproduksi jumlah minyak mentah sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang sudah ditetapkan.

"Komitmen kita yaitu memproduksi 815.000 barel per hari, maka tentu tidak akan mempengaruhi. Paling tidak dari sisi volume produksi," ujar Sri Mulyani, Kamis (1/12).

Yang harus disimak, kata perempuan yang akrab disapa Ani ini, yaitu jika OPEC melakukan langkah-langkah pemotongan dengan cukup kredibel, sehingga mendorong harga minyak mentah dunia dan akan berdampak pada APBN. "Kenaikan harga minyak akan memberikan dampak positif dari sisi penerimaan negara," ungkapnya.

Sekadar informasi, harga minyak mentah dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) hari ini kembali ke level US$ 50 per barel setelah OPEC memutuskan akan memangkas produksi. 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyampaikan bahwa belum tahu keanggotaan Indonesia di OPEC akan berhenti. Apalagi OPEC memberikan keputusannya di menit-menit terakhir. "Ini surprise," katanya.

Menurutnya, dampaknya pemangkasan produksi minyak akan berbeda beda baik kepada penerimaan negara tentunya akan memberi dampak pada Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Sumber Daya Alam (PNBP SDA), kemudian kepada PPh dan PPN.

"Nanti kita akan buat excercise dari dampak ke APBN nya baik dari sisi penerimaan maupun dari subsidi. Dan juga subsidi listrik karena masih menggunakan diesel. Dan kemudian kita lihat dari ekonomi secara keseluruhan," paparnya


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×