kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasihat e-commerce dari Jack Ma akan dikawal


Rabu, 30 Agustus 2017 / 15:06 WIB
Nasihat e-commerce dari Jack Ma akan dikawal


Reporter: Elisabeth Adventa, Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Pasca penunjukan Jack Ma sebagai salah satu penasihat peta jalan e-commerce di Indonesia, langsung membuat gaduh para pemangku kepentingan. Sebab ada kekhawatiran pemilik Alibaba yang baru saja menyuntikkan dana US$ 1,1 miliar ke Tokopedia bisa menguasai pasar ekonomi digital domestik.

Salah satunya dari Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gokar, Meutya Hafid. "Bergabungnya Jack Ma bakal menimbulkan conflict of interest karena bisnisnya di Indonesia cukup banyak," katanya kepada KONTAN, Senin (28/8).

Menurutnya, untuk penasihat e-commerce tersebut bisa diambil dari pelaku bidang sejenis dari lokal. Salah satunya, kata Meutya adalah pendiri Tokopedia, William Tanuwidjaja. Kalaupun pada akhirnya pemerintah tetap ingin menggandeng ahli e-commerce dari luar bisa didatangkan dari Silicon Valley dan bukan pebisnis murni bidang tersebut seperti Jack Ma.

Uniknya, para pengusaha e-commerce Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) malah mendukung langkah pemerintah tersebut.

Menurut Daniel Tumiwa, Dewan Pembina Asosiasi E-commerce Indonesia terpilihnya Jack Ma sebagai salah satu penasehat e-commerce di Indonesia dapat memberikan bantuan teknis terkait pengembangan bisnis online di Indonesia. Sebab belum ada orang Indonesia yang memiliki pengalaman seperti Jack Ma.

Malah, idEA menjadi salah satu pihak yang merekomendasikan Jack Ma masuk menjadi penasihat e-commerce di Indonesia. Sebab dari tangan pendiri Alibaba inilah bisnis online di Tiongkok berkembang pesat. Malah, Jack Ma terlibat langsung dalam membuat kebijakan e-commerce di sana.

"Sehingga para UKM dan penduduk China terlibat dalam bisnis e-commerce dan Alibaba bisa menjadi perusahaan (e-commerce) terbesar di dunia," papar Daniel ke KONTAN, Selasa (29/08).

Para pelaku e-commerce lokal juga meminta pemerintah belajar dari pengalaman Jack Ma. Sebagai langkah timbal balik, ia juga berharap Jack Ma bisa memberikan arahan yang tepat bagi pengembangan e-commerce di Indonesia.

Menurutnya, para pelaku UKM dan pebisnis e-commerce bisa belajar dari pengalaman Jack Ma membesarkan bisnisnya dan mengembangkan bisnis online di Tiongkok. "Ini bakal menguntungkan UKM kita," tukasnya.

Kalaupun ada yang merasa takut dengan Jack Ma, timpalnya, tidak punya alasan yang mendasar. "Kenapa sih takut? Yang harus ditakuti diri sendiri. Kenapa? Karena Alibaba sudah berdiri belasan tahun. Sekarang memang kita kalah, tapi kita harus belajar," tegas Daniel.

Ketua idEA Aulia E. Marinto tidak melihat adanya persoalan ditunjuknya Jack Ma. Justru bila Jack Ma memberi nasihat, harus dikawal dan diperhatikan, apakah sudah sesuai dengan platform bisnis e-commerce Indonesia. "Kami kawal nasihatnya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×