kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak ke US$ 10 per barel dalam 8 tahun ke depan


Sabtu, 14 Oktober 2017 / 14:39 WIB
Minyak ke US$ 10 per barel dalam 8 tahun ke depan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Kehadiran energi alternatif akan memberikan implikasi langsung terhadap harga minyak dunia. Dalam kurun waktu enam sampai delapan tahun ke depan, harga minyak dunia diprediksi akan terus menguap pada level US$ 10 per barel.

Chief executive Longview Economics Chris Watling kepada CNBC pada Jumat (13/10) mengatakan dalam jangka panjang pengembangan kendaraan listrik contohnya akan menempati posisi penting. Tentunya, ini bisa disebut ancaman bagi minyak yang sejauh ini sebagai sumber bahan bakar utama. “Sekitar 70% minyak untuk transportasi,” paparnya.

Walting mengungkapkan tak banyak katalis yang mampu mengangkat harga minyak saat ini. Pada tahun 2018, Walting menyebut katalis utama untuk pasar minyak kemungkinan dari penawaran umum perdana (IPO) Saudi Aramco di paruh kedua tahun depan.

Asal tahu saja, data Badan Energi Internasional (IEA) terakhir mengatakan prospek global pasar minyak pada tahun 2018 bisa meredam harapan akan harga minyak yang lebih tinggi. Dalam laporannya, IEA mengatakan faktor yang membebani yakni proyeksi persediaan global yang melimpah. Di mana meningkatnya produksi minyak non-OPEC dan permintaan minyak yang stagnan.

Harga minyak turun dari hampir US$ 120 per barel pada bulan Juni 2014 karena melemahnya permintaan, dollar AS yang kuat dan melonjaknya produksi minyak serpih AS.

Keengganan negara-negara pengekspor minyak (OPEC) untuk memangkas produksi juga dipandang sebagai alasan utama di balik jatuhnya minyak.

Minyak mentah Brent diperdagangkan pada kisaran US$ 57,39 per barel pada Jumat (12/10) pagi, naik 2 %, sementara minyak mentah AS pada level US$ 51,50 per barel, naik 1,8 %.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×