kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   -17,44   -1.89%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Minyak dunia kian murah, kok bensin belum turun


Minggu, 20 Desember 2015 / 05:00 WIB
Minyak dunia kian murah, kok bensin belum turun


Reporter: Febrina Ratna Iskana, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak dunia terus merosot menuju level terendah lebih dari enam tahun ini. Tingginya produksi minyak Amerika Serikat dan penguatan dollar AS pasca Federal Reserve (The Fed) mengerek suku bunga membuat prospek minyak semakin suram.

Menutup pekan, Jumat (18/12) harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari turun 50 sen atau 1,4% ke level US$ 34,45 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara, minyak jenis Brent untuk pengiriman Februari turun 35 sen, atau 0,9%, ke level U$36,71 per barel di ICE Futures Europe Exchange London.

WTI Crude Oil (Jan'16)

Sumber: Data CNBC

Data yang dirilis perusahaan jasa minyak Baker Hughes menunjukkan jumlah rig pengeboran minyak AS yang aktif naik 17 menjadi 541 untuk pekan lalu. Data ini kian memicu kekhawatiran banjirnya pasokan global.

Pasokan minyak AS naik 4,8 juta barel menjadi 490,7 juta barel alias 110,7 juta barel lebih dari satu tahun sebelumnya. Ini merupakan level tertinggi sejak 1930. Produksi minyak mentah AS juga bertambah 12 ribu barel menjadi 9,176 juta barel per hari pada pekan lalu.

Harga minyak telah jatuh dari posisi di atas US$ 100 per barel pada Juli 2014 karena produksi yang tinggi dari AS dan anggota-anggota utama Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang belum memutuskan memangkas produksinya meski minyak semakin murah.

Keputusan pekan ini oleh Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga AS juga telah menekan minyak karena mengangkat dollar. Sebuah penguatan greenback memperlemah permintaan minyak berdenominasi dollar di pasar internasional.

Menukik ke US$ 20 per barel

Banyak pengamat memprediksi minyak akan pulih di 2016 mendatang. Tapi sayangnya, tanda-tanda pemulihan sejauh ini belum juga tampak. “Tren pelemahan ini masih panjang dan bersumber pada masalah pasokan,” kata Mike Wittner, kepala penelitian minyak Societe Generale dikutip dari money.cnn.com

Sumber: money.cnn.com

Perusahaan perbankan investasi Goldman Sachs bertaruh harga minyak akan berada di level US$ 38 per barel di Februari tahun depan. Belum lagi kemungkinan perang minyak antara AS dan blok Arab bakal kian sengit.

Menyusul Presiden Obama Jumat (18/12) menandatangani anggaran belanja yang di dalamnya termasuk mencabut larangan ekspor minyak mentah, pertama kali dalam 40 tahun terakhir.

Salah satu poin terpenting dari beleid itu adalah kini AS bisa menjual hasil minyak ke luar negeri, meski pasar global jenuh akan pasokan. Larangan ekspor ini dibuat tahun 1970-an di tengah krisis pasokan minyak di AS.

Goldman Sachs mengatakan minyak mungkin perlu jatuh ke U$ 20 per barel, sesuatu yang belum terjadi sejak tahun 2002 untuk memaksa pengurangan produksi yang berarti. “Penurunan tersebut bisa membantu mendorong keseimbangan tingkat suplai dan permintaan untuk minyak,” kata Goldman.

Apa kabar bensin dan solar ?

Di tengah pelemahan minyak dunia, rupanya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar tak serta itu ikut-ikutan turun. Padahal, jika mengacu pada Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM), yang telah diubah dengan Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2015, pemerintah akan mengevaluasi harga BBM secara periodik.

Dengan mencermati perkembangan harga minyak dunia dan kondisi perekonomian nasional saat ini. Adapun harga BBM jenis Premium untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) saat ini sebesar Rp 7.400 per liter dan luar Jamali Rp 7.300 per liter.

Sedangkan harga Solar Rp 6.900 per liter. Besaran harga BBM bersubsidi ini sudah bertahan sejak akhir Maret lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kemenkeu, Askolani sebelumnya mengungkapkan, pemerintah akan kembali menghitung harga jual BBM Solar subsidi berdasarkan rata-rata harga minyak dunia, harga MOPS (Mean of Plats Singapore) dan nilai tukar rupiah.

Kata Askolani, pemerintah akan mengevaluasi harga BBM pada Januari 2016. Apakah ada kemungkinan untuk turun atau tetap berdasarkan perhitungan yang telah ditetapkan. Namun ia memperkirakan, harga jual solar subsidi bisa turun.

Masyarakat kini menanti langkah pemerintah untuk segera menurunkan harga BBM. Desakan agar pemerintah merespon penurunan harga minyak juga disuarakan oleh para pelaku usaha.

"Kami tunggu janji itu agar bisa membantu mempertahankan harga jual dan mengimbangi kenaikan upah minimum provinsi (UMP)," kata  Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adi S. Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×