kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Menanti mantra ketiga Yellen


Senin, 02 Maret 2015 / 19:30 WIB
Menanti mantra ketiga Yellen
ILUSTRASI. Penjualan motor listrik?pada pusat perbelanjaan di Jakarta, Minggu (6/11/2022).? ?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Edy Can

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat (AS) semakin mengundang perhatian penuh masyarakat keuangan dunia. Seiring indikator ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari badai krisis kredit perumahan 2008 silam, dunia pun mulai menebak-nebak kapan rapat dewan moenter bank sentral AS tersebut akan mendongkrak kembali target bunga acuan mereka (fed fund rate).

Setelah Oktober tahun lalu rapat FOMC menghentikan pembelian obligasi pemerintah secara gede-gedean (quantitative easing), titik balik arah kebijakan moneter AS akan tampak dari peningkatan bunga. Ya, demi melonggarkan ekonomi AS, The Fed sudah memelihara target bunga yang berlaku saat ini, 0%-0,25%, selama 6 tahun 2 bulan!

Spekulasi soal kenaikan bunga AS sudah merebak sejak tahun lalu. Akibatnya nilai tukar AS terhadap mata uang seluruh dunia berangsur-angsur menguat. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, ambil contoh, dalam kurun setengah tahun terakhir sudah melemah sampai 11%. Selama indikator ekonomi AS terus menunjukkan perbaikan tanpa diikuti kenaikan bunga, para spekulan memang akan beranggapan nilai dolar saat ini belum mencapai titik keseimbangan baru.

Oleh karena itu, kini, menanti kabar kenaikan bunga dari rapat FOMC yang berlangsung delapan kali setahun menjadi ritual paling penting khalayak keuangan dunia saat ini. Bagi Indonesia, misalnya, kenaikan tersebut menjadi harapan bakal berakhirnya spekulasi pelemahan rupiah yang berlangsung.

Sinyal Yellen penuh teka-teki

Di lain pihak, FOMC sendiri merasa perlu memancarkan “sinyal” yang benar ke seluruh penjuru dunia perihal arah kebijakan moneter mereka. Dengan menyampaikan tengara yang tepat, para bankir bank sentral AS berharap bisa mereduksi derajat spekulasi di pasar uang dan pasar modal yang bisa mempengaruhi ekonomi AS.

Semasa Ben Shalom Bernanke memimpin FOMC (2006-2014), rapat dewan moneter itu selalu memilih kata-kata lugas sebagai sinyal yang terpancar lewat peryataan seusai rapat. Intinya, Bernanke dan konco-konconya lebih suka mengirim sinyal tegas bahwa bunga tidak akan naik sepanjang angka pengangguran masih di atas 6,5% serta inflasi tahunan belum melebihi target 2%.

Menangkap  sinyal selugas itu, orang dengan mudah menyimpukan bahwa kebijakan moneter AS belum ada akan berubah arah. Mereka bisa segera memanfaatkan kesimpulan itu untuk menyiapkan kebijakan moneter atau fiskal negara masing-masing (pejabat pemerintahan), merencanakan langkah bisnis (pengusaha), atau sekadar keputusan investasi dan trading.

Namun, menafsirkan pesan FOMC tak sesederhana itu lagi tatkala Janet Louise Yellen mulai menjabat sebagai Ketua FOMC (Februari 2014–sekarang). Masyarakat keuangan dunia harus menghadapi sinyal penuh teka-teki bin multitafsir.

Selama setahun memimpin rapat FOMC, Yellen telah memancarkan dua ungkapan “mantra” yang menunjukkan arah kebijakan dewan moneter yang dia pimpin. Dalam rapat dengar pendapat dengan senat, beberapa hari lalu, bahkan Yellen sudah mewanti-wanti bakal ada “mantra ketiga” yang akan semakin menunjukkan kabar kepastian kenaikan bunga.

Apa “mantra” ketiga yang hendak dia rapal? Apa pula dua mantra yang pernah dia pancarkan? Mari kita terawang satu persatu:

Mantra pertama: a considerable time

Rapat FOMC perdana era Yellen berlangsung pada Februari 2014. Sejak saat itu pula sinyal tegas mengenai kenaikan bunga lenyap. Perihal kebijakan mengenai target suku bunga acuan The Fed, pernyataan The Fed usai rapat FOMC Februari 2014 memuat kalimat:

"The Committee continues to anticipate, based on its assessment of these factors, that it likely will be appropriate to maintain the current target range for the federal funds rate for a considerable time after the asset purchase program ends".

Jelas, kan, ungkapan “selama waktu yang cukup” pada FOMC perdana Yellen itu tak bisa ditafsirkan semudah menafsirkan kata-kata “sepanjang angka pengangguran masih di atas 6,5%,dst...”seperti pada  zaman Bernanke?

Apakah berarti Yellen akan mempertahankan bunga saat itu selama sebulan-dua bulan ke depan? Atau setahun-dua tahun? Agaknya, Yellen Cs. hendak mengajak masyarakat keuangan dunia tidak grusa-grusu, apalagi sembarangan berspekulasi.  

Ungkapan kunci a considerable time tersebut bertahan selama lima kali rapat FOMC berikutnya, tanpa ada perubahan bunga acuan The Fed.

Baru pada 10 bukan kemudian, FOMC Desember 2014, Yellen merapal “mantra kedua”.

Mantra kedua: it can be patient

Meski bermaksud memberikan sinyal yang jelas kepada khalayak, lagi-lagi, Yellen dan kawan-kawan tak mau mengubah kegemaran memancing penasaran orang. Mulai rapat FOMC Desember 2014, muncul “mantra kedua” Yellen:

Based on its current assessment, the Committee judges that it can be patient in beginning to normalize the stance of monetary policy".

Bayangkan, masyarakat sedunia harus menakar kira-kira sejauh mana batas kesabaran FOMC sebelum menaikkan bunga acuan! Mantra “kesabaran” tersebut sudah dua kali muncul dalam pernyataan FOMC, terakhir pada 28 Januari 2015 lalu.

Seolah memahami kesulitan orang menangkap pesannya, Yallen mencoba memberi petunjuk lanjutan lewat pidato testimoninya kepada Senat AS, 24 Februari lalu.

Mantra ketiga: ?

Dalam pidato tersebut, Yellen menjelaskan bahwa ungkapan it can be patient yang dia maksudkan mencerminkan penilaian FOMC bahwa inflasi terus berjalan dengan baik di bawah target 2 persen. Namun FOMC  melihat masih ada ruang perbaikan bagi pasar tenaga kerja. Oleh sebab itu, ungkapan itu berarti pula bahwa FOMC belum akan menaikkan bunga dalam beberapa rapat berikutnya.

Yellen juga menandaskan, jika tiba saatnya FOMC menilai kondisi ekonomi semakin membaik, sinyal petunjuk yang akan mengawali perubahan kebijakan moneter AS akan berubah. Dengan kata lain, ungkapan it can be patient akan menghilang, digantikan oleh “mantra ketiga”.

Tentu saja, sejauh ini belum ketahuan bakal seperti apa bunyi mantra lanjutan tersebut. Yang jelas, Yellen sudah mengingatkan, kendati pada saatnya nanti ungkapan petunjuk itu berganti, orang jangan terburu-buru menganggap target sukubunga The Fed akan berubah dalam satu dua bulan berikutnya. Nah, lo...?

Ah, sudahlah, mari kita tunggu saja apakah “mantra ketiga” Yellen akan muncul usai rapat FOMC pada 19 Maret 2015 mendatang.

(Biro reset KONTAN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×