Reporter: Narita Indrastiti, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Dua perusahaan menjajakan saham ke publik. Mereka adalah, PT Semen Baturaja dan PT Saratoga Investama Sedaya. Para analis menilai, dua perusahaan ini mempunyai fundamental yang cukup bagus.
Semen Baturaja akan melepas 2,3 miliar saham setara 23,76% dari modal disetor dan ditempatkan. Harga penawaran saham Baturaja di Rp 500-Rp 685. Artinya dari initial public offering (IPO) akan memperoleh Rp 1,15 triliun-Rp 1,57 triliun.
Menurut Presiden Direktur Bahana Securities, Eko Yuliantoro, ini mencerminkan price earning ratio (PER) di 13,8 kali untuk 2012 dan 13,5 kali untuk 2012. Selain Bahana, penjamin emisi adalah Mandiri Sekuritas dan Danareksa Sekuritas.
Dana hasil IPO akan 25% untuk pengadaan dan mengembangkan lahaN. Sementara 70% untuk membeli mesin dan peralatan utama. Dan sisanya untuk peralatan elektronik dan otomasi serta enjiniring dan design.
Di sisi lain, Saratoga akan melepas 271 juta-430,88 juta saham, setara 10%-15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran di Rp 6.100-Rp 7.800 per saham. Artinya, Saratoga bisa meraup dana dari IPO Rp 1,6 triliun-Rp 3,3 triliun.
JADWAL PENAWARAN SAHAM PERDANA | ||
PT SEMEN BATURAJA | PT SARATOGA INVESTAMA | |
Masa penawaran awal | 29 Mei-7 Juni 2013 | 29 Mei-6 Juni 2013 |
Masa penawaran umum | 20, 21, 24 Juni 2013 | 8-20 Juni 2013 |
Pencatatan saham di BEI | 28 Juni 2013 | 25 Juni 2013 |
Direktur Utama Indo Premier Securities, Moleonoto selaku penjamin emisi mengatakan, harga IPO Saratoga mencerminkan diskon net to asset value (NAV) 0%-22,5%. "Valuasinya tidak bisa pakai PER karena tidak cocok," jelas dia, Rabu (29/5).
Dana IPO akan digunakan melunasi beberapa utang entitas anak. Seperti, US$ 50 juta atau Rp 483,5 miliar untuk melunasi utang PT Saratoga Sentra Business ke Standard Chartered Bank, Rp 359,4 miliar melunasi utang ke PT Rasi Unggul Bestari karena akuisisi saham tambahan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. Selain itu, juga untuk memberi pinjaman US$ 8,3 juta atau Rp 80,2 miliar ke PT Lintas Marga Sedaya, melalui PT Bhaskara Utama Sedaya, salah satu perusahaan yang dikelola Saratoga di sektor infrastruktur.
Pinjaman ini akan dikeluarkan pada kuartal III/2013. Sisanya untuk meningkatkan nilai investasi dari portofolio terutama di tiga sektor utama, yakni produk dan jasa konsumen, sumber daya alam, dan infrastruktur.
Pilih Baturaja
David Suyanto, analis First Asia Capital menilai, dari segi harga, Saratoga mematok harga yang premium sehingga sulit diserap investor ritel. Namun, fundamental Saratoga cukup baik karena diversifikasi usaha. Namun David lebih menyarankan saham Baturaja. Pasalnya, harga Baturaja masih di bawah harga wajar Rp 715.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia juga menilai, saham Saratoga cukup berisiko. Pasalnya, investor tidak memiliki benchmark untuk membandingkan kinerja dengan perusahaan lain. Sehingga investor sebaiknya benar-benar mencermati isi portofolio saham Saratoga. "Namun bukan berarti harganya tidak naik," ujar dia.
Adolf Sutrino, analis AAA Sekuritas juga menilai saham Baturaja lebih menarik karena PER di bawah industri di 20 kali. Namun Baturaja memiliki kapasitas produksi yang cukup kecil yaitu hanya 1,25 juta ton per tahun. Namun Baturaja akan ekspansi.
DAFTAR SAHAM SEMEN | ||
Harga saham *per 29 Mei | PER | |
SMGR | Rp 18.500 | 19,36 |
INTP | Rp 24.450 | 33,07 |
SMCB | Rp 3.200 | 21,64 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News