kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju ekonomi tahun depan kurang spesial


Rabu, 14 Juni 2017 / 11:31 WIB
Laju ekonomi tahun depan kurang spesial


Reporter: Adinda Ade Mustami, Elisabeth Adventa | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membawa ekonomi berlari lebih kencang di tahun depan tertahan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat memilih menahan keinginan itu.

Rapat kerja pemerintah dengan DPR sepakat: asumsi pertumbuhan ekonomi di tahun depan hanya di kisaran 5,2%-5,6%. Lebih mini dari asumsi pertumbuhan ekonomi yang diajukan pemerintah yakni 5,4%-6,1%.

Mayoritas fraksi di DPR menilai, batas atas target ekonomi pemerintah di tahun depan terlalu tinggi. Lima dari sembilan fraksi (tanpa fraksi PKS) berpendapat, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 Bank Indonesia (BI) lebih realistis yakni 5,1%-5,5%, dengan titik tengah 5,29%.

"Kami sepakat titik tengah BI sebesar 5,3%," tandas Anggota Fraksi Gerindra Warnika, Selasa (13/6). Ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, ancaman perang teluk serta adanya potensi tertekannya harga komoditas menjadi alasan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, batas bawah pertumbuhan ekonomi 5,1% tak mencerminkan optimisme pasar. "Signal 5,1% tak menunjukkan progress," ujar Ani, panggilan karib Menkeu. Makanya, Menkeu minta batas bawah pertumbuhan ekonomi naik menjadi 5,2%-5,3%.

Meski begitu, Menkeu juga mengakui batas atas 6,1% sesui target Presiden memang terlalu tinggi. Namun batas atas pertumbuhan ekonomi, usulan BI dan DPR yakni 5,5% terlalu pesimistis. "Usul saya, batas atas asumsi ekonomi dinaikkan menjadi 5,6% atau 5,7%," usul Ani.

Yang pasti, kesepakatan akhir rapat kerja tersebut memutuskan ekonomi 2018 hanya akan tumbuh di kisaran 5,2%-5,6%. "Batas atas 5,6% ini masih sesuai kisaran target pemerintah serta masih memberikan optimisme pasar," tandas Menkeu.

Pengamat ekonomi INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut, target pertumbuhan ekonomi harus realistis agar anggaran tak meleset terlalu jauh. Dengan begitu, anggaran akan kredibel.

Namun, jika realisasi pertumbuhan ekonomi tahun ini sesuai target 5,1%, target bawah 5,2% kurang nendang untuk menggulirkan ekonomi. Apalagi, Indonesia punya bekal sebagai negara tujuan investasi. Banyak lembaga internasional menempatkan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi favorit.

Adapun, Kepala Ekonom SKHA Consulting Eric Sugandi memprediksi, laju ekonomi tahun depan 2018, hanya di kisaran 5,3%. Ini sejalan prediksi IMF dan World Bank. Kata dia, konsumsi rumah tangga masih akan menjadi mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi.

Adapun investasi akan tumbuh melambat. Tahun depan adalah tahun politik jelang Pemilu 2019. "Biasanya arus modal keluar, kurs rupiah pun rawan tekanan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×