kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,84   -10,68   -1.14%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi harga minyak rehat sejenak


Selasa, 22 Agustus 2017 / 14:04 WIB
Koreksi harga minyak rehat sejenak


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Harga minyak menghentikan koreksi dan bergerak di atas US$ 47 per barel sebelum rilis data cadangan minyak Amerika Serikat (AS). Cadangan minyak AS diprediksi turun di tengah kuatnya permintaan musiman sehingga dapat memangkas kelebihan pasokan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (22/8) pukul 13.57 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2017 di New York Mercantile Exchange menanjak 0,57% ke level US$ 47,64 per barel dibanding sehari sebelumnya.

Berdasarkan survei Bloomberg, cadangan minyak AS pekan lalu kemungkinan turun 3,5 juta barel. Sementara data resmi dari Energy Information Administration (EIA) akan dirilis Rabu (23/8).

Harga minyak mengalami fluktuasi di bawah US$ 50 per barel bulan ini di tengah kekhawatiran berkurangnya pasokan global yang lebih lambat dari perkiraan. Penyebab utamanya adalah kenaikan output minyak AS yang dapat mengimbangi penurunan produksi OPEC. Menurut angka pemerintah baru-baru ini, pengebor Amerika Serikat (AS) menggenjot produksi ke angka tertinggi dua tahun.

"Minyak akan tetap di bawah tekanan sementara kita melihat produksi minyak AS melanjutkan kenaikan, itu adalah faktor penggoyang harga," kata David Lennox, Analis Fat Prophets yang berbasis di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (22/8). "Harga kemungkinan akan tetap di antara US$ 45 - US$ 50 per barel. Untuk mematahkan rentang itu kita perlu melihat pemangkasan lebih dalam dari OPEC, atau permintaan harus kuat secara berkelanjutan di luar periode kenaikan musiman," imbuhnya.

Berdasarkan EIA, cadangan minyak AS telah turun hampir 43 juta barel sejak akhir Juni. Pada saat cadangan turun, produksi minyak naik ke level tertinggi sejak Juni 2015. Output minyak dari tambang utama juga diprediksi naik ke angka rekor pada bulan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×