kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Kinerja reksadana terangkat SBN


Rabu, 26 Februari 2014 / 07:04 WIB
Kinerja reksadana terangkat SBN
ILUSTRASI. Ucapan Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Prospek reksadana pendapatan tetap terbantu dengan harga Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan (benchmark) yang tengah dalam tren naik. Maklum aset dasar atau underlying asset reksadana ini mayoritas ditempatkan pada obligasi pemerintah dan korporasi. Alhasil, imbal hasil reksadana pendapatan tetap tahun 2014 diperkirakan lebih baik dari tahun lalu.

Pergerakan yield SBN seri acuan cenderung turun sejak awal Februari 2014. Ini otomatis menaikkan harga SBN seri acuan tersebut. Ambil contoh, seri FR0071 yang bertenor 15 tahun mencapai harga tertinggi tahun ini pada 20 Februari 2014 senilai 101,93 naik 0,66% dari harga awal tahun (year to date/ytd). Tak hanya itu, seri FR0070 bertenor 10 tahun juga mencapai harga tertinggi pada 20 Februari 2014 di level 100,43 naik hingga 1,15% ytd.

Kenaikan harga SBN seri acuan ini bisa mengerek kinerja reksadana jenis pendapatan tetap. Mengutip data PT Infovesta Utama, indeks reksadana pendapatan tetap per 24 Februari 2014 mencetak return 0,96% secara bulanan (month on month/mom). Meskipun kinerja secara tahunan (year on year/yoy) masih minus 4,20%.

Analis PT Infovesta Utama Viliawati memprediksi, imbal hasil reksadana pendapatan tetap akan terkerek menyusul peningkatan harga obligasi seri acuan. Reksadana pendapatan tetap sendiri ada yang mayoritas beraset obligasi korporasi dan sebaliknya ada yang mayoritas beraset SBN. "Kinerja reksadana pendapatan tetap dengan aset dasar mayoritas SBN bakal lebih tinggi," kata Viliawati.

Namun, dia menambahkan, saat ada kenaikan harga obligasi pemerintah seri acuan, harga obligasi korporasi juga ikut terangkat meski tidak signifikan. Return reksadana pendapatan tetap yang beraset mayoritas obligasi korporasi pun tetap terangkat.

Direktur Utama Sinarmas Asset Management (Sinarmas-AM) Hermawan Hosein juga berpendapat, kenaikan harga SBN benchmark pekan lalu lebih besar pengaruhnya bagi reksadana pendapatan tetap dengan aset dasar mayoritas obligasi pemerintah. “Di Sinarmas-AM sendiri, kita punya alokasi aset dasar 60% di obligasi. Kita sendiri baru mengoleksi SBN 10% dari total 60% tadi,” ujar Hermawan.

Dengan pertimbangan pasar obligasi pemerintah yang sudah menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun 2013, Sinarmas-AM kemungkinan akan menambah porsi SBN sebagai aset dasar reksadananya.

Hermawan optimistis, langkah itu bisa mengerek return reksadana pendapatan tetap milik Sinarmas-AM. Dia menargetkan return paling tidak 10%.

Viliawati memperkirakan, tren kenaikan harga obligasi seri acuan masih akan berlanjut di semester pertama ini. Data ekonomi makro Indonesia yang sesuai ekspektasi pasar menjadi faktor utama kondusifnya pasar obligasi domestik. Kendati demikian, faktor eksternal bisa menekan harga SUN terutama isu pemangkasan stimulus di Amerika Serikat (AS).

Tahun ini, Viliawati memprediksi imbal hasil reksadana pendapatan tetap bisa mencapai 6%. Ini lebih baik dari kinerja jenis reksadana ini tahun lalu yang negatif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap di Indonesia senilai Rp 27,2 triliun per akhir Januari 2014 atau setara dengan 13,63% dari total dana kelolaan reksadana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×