kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Presiden Jokowi diapresiasi publik


Minggu, 14 Agustus 2016 / 22:30 WIB
Kinerja Presiden Jokowi diapresiasi publik


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali naik 68% setelah pada Oktober tahun lalu turun ke angka 41%. Kenaikan kepercayaan publik ini disebabkan beberapa faktor, namun yang paling dominan adalah faktor ekonomi.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dilakukan kepada 1220 responden di 17 provinsi pada 1-9 Agustus kemarin, tercatat 36% responden menganggap kondisi ekonomi Indonesia kembali membaik, meskipun nilai yang sama diberikan untuk anggapan kondisi ekonomi tidak ada perubahan.

Yang paling dominan mempengaruhi anggapan ekonomi Indonesia membaik itu diukur dengan daya beli masyarakat. Masyarakat menilai jika kondisi inflasi turun dan daya beli masyarakat meningkat, kepercayaan publik akan naik. "Kalau inflasi naik maka sentimen publik menjadi negatif terhadap ekonomi dan kepercayaam terhadap Jokowi akan turun," kata Direktur Eksekutif IPI, Burhanudin Muhtadi, Minggu (14/8).

Dan itu terbukti saat kondisi inflasi mencapai mencapai 7,18 pada September 2015 lalu, hasil survei IPI menunjukan kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK menurun drastis. Namun ketika kondisi inflasi bisa terjaga pada angka 3,12 pada Juli lalu, kepercayaan publik kembali meningkat.

Alhasil kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan itu bisa diukur dengan kondisi naik turunnya inflasi. Namun, ini akan menjadi problematik ketika pemerintah ingin mengambil jalan instan ketika mengendalikan laju inflasi.

Burhan juga mengatakan, pencapaian yang bisa dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut yaitu di bidang infrastruktur dengan membuat jalan-jalan umum, pelayanan kesehatan yang terjangkau dan sarana transportasi umum. Namun sayangnya presiden Jokowi tidak bisa menyediakan lapangan pekerjaan, mengurangi orang miskin. "Terakhir Presiden Jokowi tidak bisa mengurangi pengangguran," kata Burhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×