kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Kabinet Jokowi bisa saja bukan kabinet impian


Jumat, 24 Oktober 2014 / 10:53 WIB
Kabinet Jokowi bisa saja bukan kabinet impian
ILUSTRASI. Logo grup PT PP.


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Umar Idris | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Hingga hari keempat masa pemerintahan berjalan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum juga bisa memastikan waktu pengumuman susunan kabinet yang akan bekerja mengawal pemerintahan. Ini tak lain karena terjadi tarik menarik yang cukup kencang antara Jokowi, Jusuf Kalla, Rini Soemarno, dan Megawati Soekarno Putri yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan.

Sumber KONTAN yang dekat dengan Jokowi dan Jusuf Kalla mengungkapkan, pengumuman menteri kabinet Jokowi masih tarik ulur. Bahkan kemarin, Jokowi masih mengirim nama calon menterinya untuk ketiga kalinya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jokowi menginginkan Senin, sedangkan Jusuf Kalla Jumat sore atau malam. "Sedangkan Rini maunya secepat-cepatnya," bisik sumber KONTAN, kesal.

Sumber tersebut menyebutkan satu contoh besarnya peran Rini dalam penentuan menteri.  Hingga kemarin sore (23/10), Rini berhasil memasukkan Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian, kendati sepak terjang calon menteri ini belum dikenal di bidang pertanian. 

Dari riset KONTAN, Amran adalah pengusaha muda yang mengendalikan Tiran Group yang berbisnis di banyak lini usaha: tambang emas, gula, tebu, distributor Unilever, nikel, SPBU, distributor pestisida dan produsen rodentisida, dan distributor Semen Tonasa melalui CV Empos.

Ada kabar, dibalik Amran adalah Salim Group. Namun Franky Welirang, Direktur Salim Grup, mengatakan belum mengetahui sosok Amran. "Kami belum tahu, akan kami cek dulu," kata Franky kepada KONTAN. 

Selain itu, Rini juga berhasil memasukkan dirinya sendiri sebagai Menteri BUMN. Rini juga berusaha terlibat dalam pembicaraan calon menteri antara Jokowi dengan Jusuf Kalla. Peran Rini yang super aktif ini bahkan hampir melampaui Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. "Jokowi akhirnya terlihat pusing sendiri, tak mengenali orang dan mau membuat semua orang happy," tutur si sumber. 

Alhasil, calon menteri Jokowi bukanlah The Dream Team. Wartawan KONTAN di Istana belum mendapat keterangan dari Rini. Sore kemarin (23/10), Rini sudah meninggalkan Istana. 

Hingga kemarin, sebagian besar kementerian sudah memiliki calon kuat. Namun bisa saja akan berubah dalam perundingan antara Jokowi, Jusuf Kalla, Rini, dan Megawati.

Mantan Deputi Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK), Andi Widjajanto menyebut bahwa proses seleksi calon proses seleksi yang dilakukan dengan memanggil calon menteri menghadap ke Istana Negara bisa dibilang tuntas. Namun, dia belum bisa memastikan kapan nama-nama hasil seleksi tersebut akan diumumkan.

Andi membantah ada tarik menarik dalam penentuan menteri. Andi beralasan, Jokowi masih menunggu persetujuan DPR. 

Menurut Andi, menteri yang akan menjadi pembantu presiden lima tahun ke depan akan berjumlah 34 kementerian alias balik seperti pernyataan Jokowi pada 15 September 2014 lalu, yakni 18 menteri dari profesional dan 16 menteri dari profesional partai politik. Sejumlah nama yang akan menjadi menteri ini adalah mereka yang datang untuk dipanggil Jokowi ke Istana sejak Senin (20/10) hingga Kamis (23/10) lalu. 

Seperti pada Kamis (23/10) kemarin, calon menteri dari partai politik dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergiliran datang ke Istana, seperti Marwan Jafar Hanif Dakhiri , Muhammad Natsir dan Imam Nachrowi.

Selain itu ada juga politikus dari partai Nasional Demokrat (Nasdem) Enggartiasto Lukita, dan Ferry Mursyidan Baldan. Sementara dari non partai politik adalah Luhut Binsar Panjaitan dan pemilik perusahaan maskapai PT Susi Pudjiastuti Aviation, Susi Pudjiastuti. Hal ini menurut Andi sudah sesuai dengan komposisi yang diminta Jokowi. 

Daftar Kandidat Calon Menteri Jokowi-JK

Menkopolhukam wiranto Menggeser Luhut Panjaitan
Menkoperekonomian Sofyan Djalil Hasil kompromi Jokowi-JK
Mendagri TB Hasanuddin Jatah PDI Perjuangan
Menlu Retno Lestari Dubes RI untuk Belanda
Menhan Ryamizard Ryacudu Dicalonkan Megawati
Seskab/Setneg Andi Widjajanto, Tjahjo Kumolo, Hasto Kristiyanto Tim transisi 
Menkeu Bambang Brodjonegoro Mantan Wamenkeu
Menteri Koperasi, UKM, dan Ekonomi Kreatif Khofifah Indar Parawansa NU/PKB
Menperin Rahmat Gobel Pengusaha
Mentan Amran Sulaiman Pengusaha
Men PU & Perumahan Rakyat Enggartiasto Lukita Nasdem
Menteri Agraria Ferry mursyidan Baldan Nasdem
Kepala Bappenas Andrinof Chaniago UI
Menteri ESDM Hendy Prio Santoso Dirut PGN
Menhub Ignasius Jonan profesional
Menteri BUMN Rini Soemarno pengusaha
Menteri Kehutanan & Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Nasdem
Menteri Kesehatan Hasbulloh Thabrany Profesional
Menteri Agama Komarudin Hidayat Profesional
Menteri Maritim Indroyono Soesilo Pernah bekerja di FAO
Menteri Pariwisata Arief Yahya Dirut telkom
Menteri Kebudayaan, pendidikan dasar & menengah Anies Baswedan Rektor Univ Paramadina
Menteri Riset & pendidikan tinggi Prof. Pratikno Rektor UGM
Menpora Yuddy Chrisnandi Hanura
Jaksa Agung Andhi Nirwanto karir
Menkumham Hamid Awaludin  
Menteri Ketenagakerjaan Marwan Jafar PKB
Menkokesra Puan maharani PDI Perjuangan
Menteri Desa Transmigrasi dan daerah tertinggal Hanif Dakhiri PKB

Sumber: wawancara KONTAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×