kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,20   6,60   0.66%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Evolusi emas dari terburuk jadi yang tercantik


Senin, 29 Februari 2016 / 12:08 WIB
Evolusi emas dari terburuk jadi yang tercantik


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Di sepanjang tahun ini, emas menjadi komoditas dengan performa terbaik.

Kenaikan emas yang mencapai 15% dalam dua bulan pertama 2016 melampaui aset-aset dengan return tinggi. Misalnya saja obligasi dengan label investment grade, surat utang, seluruh mata uang dunia, dan indeks acuan utama baik di negara maju maupun emerging.

Sekadar catatan saja, harga kontrak futures emas sudah terbang 9,3% sejak akhir Januari 2016 menjadi US$ 1.220,40 per troy ounce. Ini merupakan kenaikan Februari tertinggi sejak 1979 silam.

Sebagai perbandingan saja, pada tahun ini, surat utang AS hanya naik 2,9%. Sementara, indeks MSCI All Country-World Index malah turun 6,5%.

Penyebabnya, guncangan yang terjadi pada pasar saham global dan pasar mata uang memicu lonjakan permintaan emas sebagai safe haven.

Tak mengherankan jika pada akhirnya para spekulan meningkatkan taruhan mereka pada emas jangka panjang. Jumlahnya mencapai yang tertinggi dalam setahun terakhir.

Data yang dirilis US Commodity Futures Trading Commission memperlihatkan, tingkat investasi jangka panjang di kontrak futures dan options emas melompat 32% menjadi 123.566 kontrak pada pekan yang berakhir 23 Februari.

Membludaknya minat investor terhadap emas juga terlihat pada peningkatan SPDR Gold Shares. Ini merupakan exchange traded fund terbesar emas dunia.

Di sepanjang 2016, emas berhasil menarik dana baru senilai US$ 4,5 miliar. Berdasarkan data Bloomberg per 25 Februari, nilai tersebut merupakan yang terbesar di antara seluruh ETF yang tercatat di AS.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi emas beberapa bulan lalu. Pada waktu itu, investor memilih untuk melepas emas sehingga menyebabkan harga emas tergerus ke posisi terendah dalam lima tahun terakhir.

"Emas sudah menjadi cerita terbesar pada tahun ini. Musim panas lalu, pelaku pasar menamakannya itik si buruk rupa dan tak ada seorang pun yang peduli. Tapi sekarang, emas mulai berubah menjadi gadis cantik dan harganya pun semakin mendaki," papar Dan Denbow, portofolio manager USAA Precious Metal & Minerals Fund di San Antonio.

Pendapat analis terbelah

Meski demikian, gambaran perekonomian yang berubah-ubah membuat para analis memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap emas.

George Boele, strategist ABN Amro Group NV sebelumnya memandang bearish pergerakan emas. Namun, kini, dia mengubah pandangan negatifnya.

Boele mengerek prediksi harga emas pada akhir tahun menjadi US$ 1.300 dari sebelumnya US$ 900 per troy ounce. Jika prediksinya benar, kenaikan pada tahun ini merupakan yang pertama sejak 2012.

Catatan saja, sepanjang 2015, emas melorot 10% menjadi US$ 1.060,20.

Sedangkan ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Barnabas Gan menyebut emas sebagai "superhero" karena performanya yang mentereng tahun ini. Menurutnya, emas bisa mencapai US$ 1.400 pada akhir tahun.

"Hal itu akan terjadi jika penyebaran risiko oleh investor semakin meningkat," jelas Gan.

Gan juga bilang, alasan dirinya menyematkan emas sebagai superhero karena emas merupakan pemenang utama dari aset-aset investasi lain.

"Tapi yang perlu diketahui, jika the Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan, maka harga emas akan turun ke kisaran US$ 1.000 hingga US$ 1.150 pada akhir tahun," papar Gan.

Ada juga analis lain yang berpendapat berbeda. Salah satunya analis Societe Generale SA Robin Bhar. Bhar masih mempertahankan prediksi harga emas rata-rata kuartal empat di level US$ 955.

Sedangkan tim analis Goldman Sachs Group Inc -termasuk Jeffrey Currie dan Max Layton- memprediksi bahwa harga emas akan kembali turun untuk empat tahun beruntun. Pada akhir 2016, Goldman meramal, emas akan jatuh ke US$ 1.000.

Baik SocGen maupun Goldman menilai, the Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini. Kondisi itu akan memudarkan pesona emas.   

"Kami belum siap untuk memutuskan bahwa harga emas sudah bullish. Kami memprediksi guncangan global mulai mereda. Tapi jika tidak, ini merupakan tanda peringatan lain dan emas akan kembali diburu," papar Bhar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×