kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Emas semakin menjadi primadona di 2016


Rabu, 03 Februari 2016 / 08:00 WIB
Emas semakin menjadi primadona di 2016


Sumber: money.cnn,Bloomberg | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Memasuki 2016, gejolak perekonomian global masih saja menghantui. Perlambatan ekonomi China dan jatuhnya harga minyak bersama komoditas lainnya tetap menjadi topik utamanya.

Di tengah kesuraman tersebut, sebaliknya emas justru kian berkilau. Mengutip data Bloomberg, Selasa (2/2) harga kontrak emas untuk pengiriman April naik 0,1% ke level US$ 1.129 per ons troi pukul 10.12 pagi waktu New York di Comex.

Sebelumnya, si kuning menyentuh level US$ 1.131,50 yang merupakan level tertinggi sejak 3 November tahun lalu. Setidaknya, emas telah naik lebih dari 4% di tahun ini.

Menempatkan emas sebagai komoditas dengan kinerja terbaik dan satu-satunya aset utama yang menorehkan keuntungan terbesar di tahun Monyet Api ini. 

Nilai tukar dan harga komoditas

Currency & Commudity Dec- 15 Jan-16 MoM
USD IDR 13.788 13.778 0,1%
Coal 48,2 48 -0,4%
CPO 2.292 2.349 2,5%
Crude oli 36,6  33,6% -8,1%
Gold 1.061 1.118 5,3%
Copper  215 207 -3,7%
Nickel 8.668 8.592 -0,9%

Sumber: Bloomberg, riset Reliance Securities

Sebagai perbandingannya, pasar saham mengalami start terburuk di mana indeks Dow Jones turun lebih dari 1.000 poin dan Nasdaq telah kehilangan 8% dari nilainya tahun ini.

Di tengah ketidakpastian, emas pun menjadi primadona. Investor pun memalingkan pandangannya ke emas sebagai aset safe haven.

“Sebagaimana telah kita lihat pasar saham di seluruh dunia jatuh secara dramatis, kebutuhan untuk melindungi modal telah meningkat dan emas telah mendapatkan manfaat dari itu," kata Juan Carlos, direktur riset investasi di World Gold Council.

Akan melesat 30%

Jeff Gundlach , CEO DoubleLine Capital memprediksi dalam waktu dekat harga emas akan melejit. Yakni menyentuh level US$ 1.400 per ons troi dengan kata lain naik sekitar 30% dari level US$ 1.090.

Gundlach menyebutkan rally emas sudah dimulai sejak awal tahun karena investor mencari tempat berlindung yang aman saat pasar diselimuti aksi jual.

Menurutnya, terlalu banyak permasalahan global yang akhirnya mengangkat pamor emas. Pertama, pertumbuhan ekonomi global masih dalam tren menurun.

Kedua, China masih akan menjadi pusat gejolak karena kemungkinan masih akan mendevaluasi mata uangnya. Ketiga, bursa Amerika Serikat dihantui pasar bearish.

Dan keempat, pasar negara berkembang (emerging market) bahkan di luar China tidak terlalu baik karena keterikatan satu sama lain dengan komoditas.

Jika melihat sepanjang Januari lalu, investor masih akan berhati-hati karena mungkin saja para penentu kebijakan ekonomi negara sewaktu-waktu dapat mengambil langkah yang mengejutkan pasar.

Tengok saja, The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga pada pertemuan bulan Januari dan belum memberi tanda mengenai kemungkinan akan adanya kenaikan lagi pada bulan Maret karena masih menganggap perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia sebagai salah satu ancaman yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Amerika.

Sementara Bank Sentral Eropa (ECB) masih berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi dengan program stimulusnya, mengikuti kebijakan dari Bank Sentral Jepang (BOJ) yang menerapkan suku bunga negatif untuk pertama kalinya, agar lebih banyak uang yang beredar untuk investasi daripada disimpan dalam deposito.

Sejumlah negara anggota OPEC direncanakan untuk menyelenggarakan pertemuan bulan ini untuk mengurangi pasokan minyak di pasar dunia mengingat kondisi kelebihan pasokan saat ini sudah semakin menekan harga. Indeks Manufaktur China bulan Januari tercatat mengalami kontraksi menjadi 49,4 dari 49,7 pada bulan Desember 2015, serta masih di bawah estimasi pada 49,6.

Mencari aman

Lalu bagaimana kondisi pasar domestik?. Analis Reliance Securities Robertus Yanuar Hardy menyebutkan IHSG bergerak fluktuatif di sepanjang bulan Januari, di mana sempat mencapai level penutupan terendahnya pada 4414 yang lebih banyak disebabkan oleh sentimen global, namun berhasil ditutup naik tipis ke level 4615 pada akhir bulan, sehingga berhasil naik 0,5% secara bulanan.

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) akhirnya turun menjadi 7,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulan Januari, setelah bertahan pada 7,5% sejak bulan Februari 2015. Dalam pernyataannya, tahun ini BI berencana menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Pertemuan Presiden dengan Gubernur BI dan Menteri Keuangan pada akhir pekan lalu telah menyebabkan timbulnya spekulasi akan adanya kemungkinan penurunan suku bunga BI lebih lanjut. Adapun RDG berikutnya dijadwalkan pada 17 – 18 Februari mendatang,” katanya.

Pada bulan Januari 2016 terjadi inflasi 0,51% MoM dan 4,14% YoY, yang disebabkan oleh kenaikan harga beberapa bahan pangan, meskipun harga BBM mengalami penurunan. Neraca Perdagangan tahun 2015 mengalami surplus US$ 7,6 miliar.

Paket kebijakan ekonomi IX yang juga menyasar sektor kelistrikan diperkirakan dapat bermanfaat bagi beberapa emiten sektor energi yang sudah mulai masuk ke bisnis pembangkit listrik. Penjualan semen sepanjang tahun 2015 tercatat mengalami kenaikan tipis di bawah 2% yoy, yang disebabkan oleh sudah mulai berjalannya beberapa proyek infrastruktur Pemerintah sejak Semester II-2015.

Meski demikian, Robertus Yanuar tetap menyarankan investor untuk tetap berhati-hati. “Sebenarnya sudah banyak sentimen positif dari potensi pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik yang sudah menunjukkan stabilitas. Namun faktor dinamika perekonomian global yang masih belum menentu,” jelasnya.

Nah, di tengah ketidakpastian ini, tentu tidak salah jika akhirnya memilih mencari aman di balik logam mulia ini. Investor berburu emas memang bertujuan untuk berlindung dan mengamankan aset. “Mereka memindahkan dana dari aset yang berisiko misal aset saham ke emas,” ujarnya. Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka.

Tren harga emas dalam kurun waktu 5 tahun

Sumber: Goldprice.org

Meski sedang naik daun, satu hal yang harus diperhatikan para pemburu logam mulia, Tonny mengingatkan, jangan pegang produk itu untuk investasi jangka pendek. “Kalau jangka panjang, mungkin. Saya bilang, mungkin,” tegasnya.

Sebagaimana orang tua dahulu yang mempunyai kebiasaan rajin membeli emas, dan akan menjualnya di saat emas itu melonjak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×