kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI tidak khawatir dengan kesepakatan OPEC


Kamis, 01 Desember 2016 / 17:53 WIB
BI tidak khawatir dengan kesepakatan OPEC


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Setelah negara-negara produsen minyak mentah dunia yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memutuskan mengurangi jumlah produksi, harga minyak dunia kembali bertenaga ke level US$ 50 per barel. Namun, Bank Indonesia (BI) menilai kesepakatan itu tidak perlu membuat Indonesia khawatir.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, meskipun harga minyak dunia naik, dampaknya terhadap inflasi dalam negeri tidak akan terlalu signifikan. Bahkan, pemerintah juga dinilai tidak perlu khawatir karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih akan aman.

Jika berkaca pada beberapa tahun ke belakang, Indonesia punya alasan untuk khawatir atas kenaikan harga minyak dunia. "Saat itu, anggaran subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia masih sangat tinggi," ujar Mirza, Kamis (1/12).

Namun, saat ini, dengan kebijakan penetapan harga BBM yang disesuaikan dengan harga pasar, membuat APBN praktis tidak terpengaruh. Berapapun kenaikan harga minyak dunia, subsidi BBM tetap sama.

Lain hal ketika anggaran subsidi BBM masih sangat dominan. Setiap kenaikan harga pemerintah was-was karena artinya anggaran untuk menutup selisih antara harga minyak dunia dan harga jual BBM meningkat, karena selisihnya akan melebar.

Pada titik tertentu pemerintah pasti harus mengkompensasi defisit itu dengan menaikan harga jual eceran BBM. Jika harga BBM naik, imbasnya adalah kenaikan harga-harga yang akan mendorong inflasi.

BBM adalah satau satu komponen inflasi yang masuk kategori administered price. Dampak dari eprubahan administer price terhadap inflasi cukup signifikan.

Sebagai catatan, dalam APBN tahun 2017 mendatang pemerintah mematok alokasi anggaran untuk subsidi BBM tertentu dan LPG 3 kilogram sebesar Rp 32,33 triliun. Jumlah ini jauh lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk di APBN-P 2016 yang dipatok sebesar Rp 43,7 triliun.

Sementara untuk laju inflasi pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 4% dalam APBN. Smenetara BI masih berharap inflasi ada dalam rentang antara 3%-5%.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×