kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AANZFTA, tantangan berat industri makanan dan minuman


Kamis, 12 Januari 2012 / 20:21 WIB
AANZFTA, tantangan berat industri makanan dan minuman
ILUSTRASI. Ada beasiswa luar negeri dari Kominfo untuk jenjang S2, simak informasinya. KONTAN/Muradi/10/08/2010


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Penerapan perdagangan bebas ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) sejak 10 Januari lalu, diharapkan dapat menguntungkan Indonesia dari segi pasokan bahan baku sehingga dapat menekan harga jual, khususnya untuk industri makanan dan minuman. Pasalnya, terlihat jelas untuk peta besarnya pasar, Australia maupun Selandia Baru, merupakan pasar yang tidak besar untuk Indonesia.

Keterangan ini disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Siswaja Lukman, dalam acara Outlook Industri Makanan dan Minuman 2012 di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (12/1).

Menurut Adhi, besarnya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat negeri ini merupakan pasar yang sangat potensial. Namun sebaliknya, berdasarkan jumlah penduduk itu pula, Australia dan Selandia Baru, tidaklah menjadi pasar yang potensial untuk produk asal Indonesia.

Meski begitu, pemerintah harus jeli menangkap peluang dan memformulakan kerja sama perdagangan bebas ini. Dengan mengenakan bea masuk yang rendah untuk jenis bahan baku, diharapkan dapat membantu menekan harga jual bahan baku di Indonesia.

Pasalnya, menurut Adhi, Indonesia masih memiliki ketergantungan atas pasokan terigu, daging serta buah-buahan dari kedua negara itu. "Dengan kerja sama ini diharapkan akan mampu menyumbang kompensasi untuk menurunkan harga bahan baku," ujar Adhi.

Dengan begitu, jika pemerintah tidak jeli mengetahui kebutuhan dalam negeri, kerja sama ini bisa menjadi ancaman yang berat bagi pasar Indonesia. "Bisa lebih banyak ancaman dibandingkan peluang, jika pemerintah tidak pandai-pandai memformulakan agar ancaman tersebut tidak menjadi berat untuk Indonesia. Ini untuk industri makanan dan minuman, tapi pemerintah pasti juga mempertimbangkan sektor lainnya," imbuh Adhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×