kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
FOKUS /

Enam info penting dari kejutan Swiss National Bank


Kamis, 22 Januari 2015 / 09:50 WIB
Enam info penting dari kejutan Swiss National Bank
ILUSTRASI. TLKM dan BBRI Terbesar, Cermati Saham yang Banyak Dilego Asing Saat IHSG Rebound


Reporter: Barratut Taqiyyah, Riset Kontan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

ZURICH. Keputusan Swiss National Bank (SNB) mencabut batas atas nilai tukar dan menurunkan bunga simpanan menyebabkan pelaku pasar global ketar-ketir. Keputusan itu terus mengirimkan gelombang kejutan yang terus berlanjut di pasar finansial global. 

Keputusan SNB ini cukup membangkitkan rasa ingin tahu pelaku pasar dan analis. Sebab, SNB tidak mengalami tekanan apa pun agar segera mencabut batas atas nilai tukarnya.

Sekadar informasi, tingkat inflasi di Swiss masih cukup rendah. Sebagai gambaran, pada pekan lalu, pemerintah Swiss mengumumkan tingkat inflasi Desember berada di level 0,3%. Ini merupakan inflasi terendah sejak Oktober 2013.

Meskipun rencana penggelontoran quantitative easing di Eropa bisa memaksa SNB untuk melakukan intervensi dalam pasar mata uang mereka, namun SNB memiliki kemampuan efektif membeli mata uang asing untuk mempertahankan batas atas mereka, yang dapat dilakukan dengan mencetak lebih banyak duit franc.

Tapi lebih aneh lagi adalah keputusan bank sentral untuk mengumumkan kejutan tersebut hanya beberapa hari setelah salah seorang pejabat dari SNB menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kebijakan batas atas nilai tukar dan akan mempertahankannya.

Nah, berikut enam informasi penting yang harus diketahui dari kejutan besar SNB.

  1. Dua hadiah tahun baru SNB

Dalam siaran resmi SNB kepada pers, Swiss memberikan dua hadiah yang menggegerkan di awal tahun ini. Hadiah pertama, Swiss memutuskan untuk mencabut batas atas nilai tukar 1,20 franc per euro. Padahal, batasan tersebut sudah diberlakukan selama tiga tahun yang bertujuan agar mata uang mereka tak ikut terseret krisis zona euro.

Hadiah kedua, SNB menggunting suku bunga simpanan menjadi minus 0,75% dari sebelumnya minus 0,25%. Tujuannya tak lain untuk menahan arus deras dana masuk karena kemerosotan euro dan rubel.

Keputusan ini dibuat sepekan sebelum Bank Sentral Eropa bertemu untuk membahas stimulus baru, termasuk pelonggaran kuantitatif, sebuah langkah yang bisa menekan franc terhadap euro. SNB memandang, kebijakan batas atas nilai tukar telah membantu ekonomi Swiss terhindar dari fluktuasi euro sejak diberlakukan pada tahun 2011. SNB juga menangguk keuntungan dalam bentuk kelimpahan cadangan devisa.

Mengutip Bloomberg, cadangan devisa Swiss melonjak dua  kali lipat menjadi 495,1 miliar franc per Desember 2014 dari posisi 253 miliar franc pada  Agustus 2011. "Tapi kondisi sudah berubah, kebijakan ini tidak lagi dipandang perlu," tulis SNB, Kamis (15/1). Salah satu perubahan kondisi yang dimaksud adalah penguatan dollar AS terhadap franc.

  1. Apa dampak utama dari kebijakan ini terhadap ekonomi Swiss?

Salah satu dampak besar dari pencabutan batas atas nilai tukar mata uang adalah penguatan franc Swiss terhadap euro dan dollar AS. Sesaat setelah pengumuman dilakukan, euro pun langsung tak berkutik di mana kurs euro langsung kembali turun 1,3% menjadi US$ 1,1633 per dollar AS.

Banyak broker valuta yang sontak bangkrut karena merugi ratusan juta dollar AS. Swiss sendiri juga harus menelan pil pahit. Dua hari pasca mengumumkan kebijakan itu, indeks saham Swiss turun sekitar 15%. Franc menguat 30% terhadap euro, dan naik 0,35% terhadap dollar AS.

Sebenarnya, penguatan franc ini akan berdampak negatif bagi ekonomi Swiss. Betapa tidak, saat franc perkasa, tingkat ekspor mereka serta merta akan menurun. Tentunya hal itu akan memperlambat ekonomi Swiss. Maklum, franc yang amat kuat menyebabkan produk ekspor Swiss tak kompetitif di pasar dunia.

Di sisi lain, ekonomi Swiss banyak ditopang oleh devisa ekspor. Dari sekian rentetan, Polandia yang paling terpukul. Maklum, 14,6% pinjaman pemerintah dan 37% utang rumah tangga Polandia menggunakan swiss franc. "Keputusan Bank Sentral Swiss adalah berita sangat buruk bagi debitur," ujar Michal Bybula, ekonom BNP Paribas di Warsawa seperti dikutip Reuters.

  1. Sektor pariwisata Swiss ikut terpuruk

Menurut Direktur Pariwisata Swiss Jurg Schmid, sektor pariwisata Swiss menghadapi masa-masa kritis sejak SNB mengumumkan kebijakannya. Dia mengatakan, sebelum Swiss memasuki masa liburan musim dingin, sektor pariwisata sudah merasakan dampak dari keputusan SNB untuk memangkas batas minimum nilai tukar dengan euro.

"Telepon berhenti berdering dan reservasi online yang biasanya banyak pemesan menjadi sepi," jelasnya dalam interview dengan Le Matin Dimanche.

Dia menambahkan, keputusan bank sentral pada Kamis (15/1) yang sangat dekat dengan musim liburan, memicu ketidakpastian bagi pelancong asing. "Itu karena kejutan SNB mengerek franc," imbuhnya.

Schmid bilang, pelancong asing yang paling sensitif dengan nilai tukar mata uang adalah Jerman dan Belanda.

  1. Efek domino kebijakan SNB

Dampak besar dari kebijakan SNB pekan lalu adalah membengkaknya kerugian yang dialami oleh broker valuta asing, bank, dan investor individu yang tersebar mulai New York hingga Selandia Baru. Sebab, lonjakan nilai tukar franc swiss membuat mereka kehilangan ratusan juta dollar dalam sekejap.

Keputusan SNB tersebut mengerek mata uang franc swiss hingga 41% terhadap euro. Bukan itu saja, nilai tukar franc Swiss secara rata-rata juga menguat hingga 15% terhadap lebih dari 150 mata uang dunia yang berhasil dilacak oleh Bloomberg.

Trader forex memang paling terpukul akibat kebijakan SNB. Sebelumnya, mereka sangat yakin kebijakan SNB tidak akan berubah. Itu sebabnya mereka banyak yang menempatkan taruhan melawan franc Swiss. Mereka berasumsi pelemahan euro tidak akan menyebabkan nilai tukar berada di bawah batas 1,20 franc Swiss.

Namun karena trader dengan rekening forex dapat menentukan batasan ke level yang menakjubkan, adanya perubahan besar pada valuasi mata uang dapat memicu keuntungan yang luar biasa atau kerugian yang sangat menyakitkan.

Hal inilah yang dialami oleh broker FXCM Inc dan sejumlah broker kecil lainnya pada Jumat (16/1) lalu. FXCM Inc mengatakan, klien mereka berhutang hingga US$ 225 juta pada rekening mereka setelah keputusan SNB. Selain itu, Global Brokers NZ Ltd mengatakan, kerugian dari penguatan franc memaksa mereka untuk menutup usaha.

Sedangkan IG Group Holdings Plc mengestimasi dampak kerugian yang mereka alami mencapai 30 juta poundsterling (US$ 45,5 juta). Demikian pula halnya dengan Swissquote Group Holdings SA yang memprediksi kerugian mencapai 25 juta franc (US$ 28,4 juta).

"Saya malah terkejut jika tidak ada pihak yang melaporkan kerugian mereka. Ini merupakan kebijakan yang berbalik 180 derajat oleh SNB. Banyak yang terpukul dan merasa dikhianati," jelas Nick Parsons, Head of Researh UK dan Europe National Australia Bank Ltd.

Akibat penguatan franc pula, sumber Bloomberg berbisik, Citigroup Inc dan Deutsche Bank AG, masing-masing harus merugi sekitar US$ 150 juta. Jumlah duit yang raib tersebut setara dengan 7,5% dari pendapatan Citigroup di kuartal empat 2014 yang nilainya mencapai US$ 1,99 miliar.

Lalu, Barclays Plc juga menderita kerugian kurang dari US$ 100 juta setelah Bank Sentral Swiss melepas batas bawah mata uangnya terhadap euro. Jumlah kerugian pasti masih dihitung dan berpeluang untuk menyebar ke aset lain, termasuk saham.

Citigroup mencuil pasar terbesar di industri valuta asing global yakni sebesar 16%. Disusul kemudian oleh Deutsche Bank dengan mengantongi pangsa pasar sebesar 15,7%. Sementara, survei Euromoney di bulan Oktober 2014 menempatkan Barclays sebagai pemain ketiga terbesar di pasar valuta asing global dengan pangsa pasar sebesar 10,9%.

  1. Quantitative easing Eropa akan segera meluncur

Keputusan SNB dapat dilihat sebagai pertanda jelas bahwa quantitative easing (QE) akan segera mengucur di Eropa. Jika prediksi ini benar, maka franc Swiss akan semakin tertekan.

Bukanlah suatu kebetulan jika aksi SNB hanya selang sehari setelah Pengadilan Eropa mencabut adanya potensi penghalang kebijakan pembelian obligasi oleh Bank Sentral Eropa (ECB).

"SNB pasti memiliki sinyal kuat bahwa ECB akan mulai menggelontorkan QE secara besar-besaran yang akan menyebabkan euro melemah sehingga pertahanan franc melalui kebijakan batas atas akan sia-sia," jelas CMC Markets Analyst Jasper Lawler.

Itu artinya, SNB harus mempersiapkan sejumlah strategi baru dalam mempertahankan mata uang mereka. Pasalnya, penguatan terhadap euro dapat berdampak serius bagi perekonomian Swiss mengingat ekonomi Swiss sangat bergantung pada ekspor.

Nomura menilai, franc akan menghadapi risiko apresiasi ke depan. "Dalam jangka pendek, tekanan apresiasi franc masih akan tinggi, khususnya menjelang pertemuan ECB pada pekan depan. Kami memprediksi SNB akan terus melakukan intervensi di pasar, misalnya saja dengan memangkas suku bunga acuan dan mencoba menghindari apresiasi franc jika pergerakan ekstrem berlanjut," papar Nomura.

Dalam jangka panjang, ETF Securities Global FX dan Commodity Strategist Martin Arnold tidak yakin franc akan terus perkasa. "Reaksi yang terjadi kemarin karena perubahan kebijakan dari SNB sangat tidak terduga," kata Arnold.

  1. Bagaimana dampak kebijakan SNB untuk Indonesia?

Keputusan SNB memang tak berdampak langsung bagi Indonesia, tapi tetap harus waspada. Terutama keputusan yang akan diambil Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) untuk merespon beleid SNB. "Spiral effect-nya akan ada," ujar A. Prasetyantoko, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara, kepada KONTAN,.

Menurut dia, ECB kemungkinan akan mengumumkan program stimulus dan memompa dana ke pasar, pada pekan depan. Banjir dana stimulus itu berpeluang mengalir masuk ke Indonesia.

Persoalannya, banjir hot money selalu berwajah ganda. Rupiah menguat jika dana asing masuk. Sebaliknya, saat keluar, rupiah bisa kedodoran. Jadi, bukan bermaksud menakut-nakuti, sebaiknya kita terus waspada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×